Mohon tunggu...
Evania Raina Zandra
Evania Raina Zandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi S1 Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Seorang mahasiswi kedokteran hewan yang tertarik menjadi dokter hewan praktisi dan memiliki minat di bidang bisnis untuk membuka klinik hewan, pet shop, pet hotel, dan cat cafe :D

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kuda Delman: Sejahtera atau Sengsara?

13 Mei 2023   10:56 Diperbarui: 13 Mei 2023   11:02 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kumeokmemehdipacok.blogspot.com

Delman merupakan alat transportasi seperti kereta beroda dua hingga empat yang ditarik oleh kuda dan dikendalikan oleh seorang kusir. Kuda merupakan salah satu hewan yang dimanfaatkan tenaganya oleh manusia untuk menunjang kehidupan. Awalnya, delman digunakan sebagai pengangkut barang berat. Namun dari tahun ke tahun, delman mengalami perubahan fungsi hingga dijadikan sebagai sarana rekreasi di suatu tempat wisata sebagai sumber penghasilan pemiliknya.

Beberapa bulan yang lalu, netizen dihebohkan dengan adanya video yang memperlihatkan seekor kuda delman terkapar di pinggir Jalan Raya Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Sabtu (22/10/2022). Namun, setelah mendapatkan perawatan kuda tersebut akhirnya tidak dapat bertahan hidup. Adanya video tersebut menimbulkan simpati dari para netizen. Tak sedikit juga netizen yang bertanya-tanya tentang penyebab kejadian tersebut. Kira-kira apa yang terjadi?

Setelah dilakukan pemeriksaan, kuda tersebut mengalami kolik. Apa itu kolik? Kolik merupakan gejala yang timbul akibat rasa sakit pada bagian abdomen atau perut. Kuda termasuk hewan yang paling sering mengalami kolik. Gejala ini disebabkan oleh adanya masalah pada saluran pencernaannya. Apabila gejala kolik dibiarkan terlalu lama, maka dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam. Dalam contoh kasus tersebut, pengemudi delman atau pemiliknya tidak menyadari adanya tanda-tanda kolik pada kuda tersebut, sehingga kondisi semakin memburuk sampai akhirnya kuda tersebut terjatuh dan tidak bisa bangkit kembali.

Kasus tersebut menimbulkan pro dan kontra pada netizen terhadap keberadaan kuda delman. Banyak netizen yang mengomentari bahwa delman seharusnya ditiadakan karena terkait dengan Animal Welfare, yaitu menyengsarakan kuda. Namun, tak sedikit juga yang berkomentar bahwa delman harus tetap berjalan karena terkait dengan segi ekonomi, yaitu sebagai sumber penghasilan pemiliknya atau pengemudinya.

Apabila dilihat dari sudut pandang dokter hewan yang memiliki semboyan Manusya Mriga Satwa Sewaka, yakni menyejahterakan manusia melalui dunia hewan, kasus tesebut bisa diambil jalan tengahnya. Agar pemilik kuda tetap mencapai kesejahteraan ekonomi, di mana memanfaatkan delman sebagai sumber penghasilannya, maka delman ini masih bisa tetap berjalan. Akan tetapi, pemilik harus memperhatikan, memahami, dan menerapkan Animal Welfare. Animal Welfare merupakan kesejahteraan hewan yang dicapai dengan pemenuhan lima prinsip kebebasan hewan, yaitu bebas dari rasa lapar dan haus; bebas dari rasa tidak nyaman; bebas dari rasa sakit, luka, dan penyakit; bebas mengekspresikan perilaku normal; bebas dari rasa stres dan tertekan.

sumber: alamy.com
sumber: alamy.com

Lantas, bagaimana caranya agar Animal Welfare tersebut dapat diterapkan oleh pemilik kuda? Pemerintah harus bekerja sama dengan para dokter hewan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terutama pemilik kuda dan pengusaha delman terkait bagaimana cara memperlakukan kuda dengan benar. Hal tersebut termasuk apa saja makanan yang sesuai, kebersihan dan perawatan kuda, kebersihan dan kenyamanan kandang, hingga memahami perilaku-perilaku kuda agar pemilik lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kudanya.

Dengan menerapkan Animal Welfare, dapat meminimalisir dampak negatif yang mungkin akan timbul. Oleh karena itu, mari bersama mengindahkan kesejahteraan hewan demi kesejahteraan kehidupan manusia pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun