Bila di bilang aku mengerti perasaan mereka, Mereka yang harus mengungsi karena bencana, Rasanya cukup berlebihan, karena ya , aku tidak tahu apa perasaan mereka, aku tidak merasakan, aku tidak mengalami, aku tidak terlibat di dalamnya. Aku hanya melihat, aku hanya menitikkan air mata, aku hanya bisa mengelus dada ... Aku hanya bisa berdoa, aku hanya bisa melakukan sedikit yang aku bisa Bukan untuk mengganti perasaan mereka, karena aku tetap tidak merasa Bencana, musibah apapun itu akan bisa hadir suatu saat pada diri kita, Apapun bentuknya, apapun deritanya, akan selalu memiliki rasa yang beda Kehilangan , kepedihan, kenestapaan, kenelangsaan, semua akan bercampur Menggodok rasa yang makin tak dapat aku rasa Aku pernah terkena musibah Yang tidak bisa dibandingkan dengan musibah saudara kita saat ini Dikala ada yang melebihi rasa yang pernah aku rasa Baru terasa bahwa pedihku tiada dapat disamakan dengan mereka Aku benci dikala semua menanyakan kenapa aku tidak melakukan tindakan pencegahan Aku kesal dikala semua berandai andai Hey ... aku tidak menginginkan hal ini terjadi, Qadaralllah yang menimpaku untuk menguji diriku Dan Disaat ini aku melihat kepada mereka Siapakah aku yang pantas menanyakan keteguhan mereka Siapakah aku yang pantas menyangsikan kecintaan mereka Siapakah aku yang tidak merasakan apa-apa seperti yang mereka rasa Dan kini ... Aku mencoba untuk merasa Deritamu kumasukkan dalam kalbu ku Bersabarlah , Kami disini membantumu, sedikit.... namun ini yang kami bisa Untuk menjadikan semua rasa itu Berada dalam rasa yang ada.. Sebait doa yang tulus dan ikhlas aku ucapkan untukmu. Bersabarlah .. Semoga Allah memberikan pahala dalam musibah yang diderita, dan menggantikannya dengan yang lebih baik daripadanya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H