Uang tunai telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita selama berabad-abad. Namun, dalam dekade terakhir, revolusi dalam sistem pembayaran digital telah mengubah cara kita bertransaksi secara fundamental. Teknologi ini telah memicu pertanyaan penting tentang masa depan uang tunai dan dampaknya pada ekonomi, keamanan, dan inklusi keuangan. Lalu bagaimanakah cara pembayaran digital ini merubah cara masyarakat bertransaksi?
Perubahan Menuju Dunia Bebas Uang Tunai
Penggunaan uang tunai mulai menurun dengan adanya teknologi pembayaran digital, seperti kartu kredit, uang elektronik, dan transaksi nontunai lainnya, yang semakin menggantikan penggunaan uang tunai. Hal ini disebabkan karena pembayaran digital memberi kemudahan, kecepatan, dan efisiensi dalam bertransaksi. Pernyataan tersebut didukung dengan adanya data dari word bank yang menyatakan bahwa 76% orang dewasa di seluruh dunia kini memiliki rekening di bank, lembaga keuangan atau penyedia uang seluler yang naik sebesar 68% pada tahun 2021 dibandingkan pada tahun 2017. Hal ini juga dipicu dari peristiwa pandemi Covid-19 akibat adanya pembatasan sosial berskala besar sehingga masyarakat banyak menggunakan pembayaran non tunai.
Transaksi nontunai seringkali lebih aman daripada membawa uang tunai. Teknologi enkripsi dan pengamanan yang canggih meminimalkan risiko pencurian, perampokan, penjambretan dan kehilangan uang. Likuiditas yang tinggi dan sifat anonimnya membuat tindakan kejahatan tersebut terjadi. Sehingga dengan cara memegang uang non tunai diharapkan dapat menurunkan tindak kejahatan akibat uang tunai tersebut. Namun di lain sisi juga harus tetap behati-hati terhadap tindakan kriminal di dunia digital seperti cyber fraud (penipuan daring).
Pembayaran digital dapat memberikan manfaat efisiensi ekonomi. Hal ini dikarenakan sistem pembayaran digital mengurangi biaya mencetak, mendistribusikan, pengamanan dan mengelola uang tunai, yang dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi dompet negara. Sistem pembayaran digital juga dapat mengurangi biaya operasional bagi lembaga keuangan dan perusahaan dengan menghilangkan kebutuhan untuk mengelola uang tunai. Transaksi nontunai dapat mempercepat proses pembayaran, meningkatkan efisiensi waktu, dan mengurangi antrian di lokasi transaksi fisik. Kecepatan ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi konsumen tetapi juga mendukung produktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Dampak Terhadap Inklusi Keuangan
Sistem pembayaran digital dapat memperluas akses ke layanan keuangan bagi mereka yang sebelumnya sulit dijangkau oleh lembaga keuangan tradisional. Ini terutama penting di daerah pedesaan dan negara berkembang. Pembayaran digital memfasilitasi transaksi keuangan mikro, memungkinkan orang untuk melakukan pembayaran harian atau transaksi bisnis kecil tanpa kesulitan yang biasanya terjadi dengan uang tunai seperti menyiapkan uang kembalian. Sehingga hal ini menciptakan inklusi keuangan yang lebih luas. Selain itu para pelaku Usaha kecil dan menengah (UKM) dapat memanfaatkan sistem pembayaran digital untuk membuka toko online, menerima pembayaran secara elektronik, dan meningkatkan visibilitas mereka di pasar yang lebih besar.
Dengan menggunakan teknologi pembayaran digital dapat mengatasi ketidaksetaraan, orang-orang dengan pendapatan rendah dapat lebih mudah berpartisipasi dalam ekonomi digital, sehingga mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi. Individu dengan akses terbatas ke layanan keuangan tradisional, seperti perempuan atau kelompok masyarakat terpinggirkan lainnya, dapat dijangkau melalui pembayaran digital. Pembayaran digital memungkinkan pendanaan yang lebih mudah untuk layanan pendidikan dan kesehatan. Ini dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan esensial, mengurangi ketidaksetaraan dalam akses ke sektor-sektor ini.
Namun, transformasi ini juga menyoroti pentingnya literasi keuangan agar orang dapat menggunakan sistem pembayaran digital dengan bijak. Literasi keuangan memainkan peran kunci dalam membantu individu memahami cara mengelola keuangan pribadi mereka, termasuk penggunaan sistem pembayaran digital dengan bijak. Individu yang memiliki literasi keuangan yang baik lebih mungkin membuat keputusan keuangan yang bijak, termasuk pemilihan instrumen pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Literasi keuangan membantu menghindari pengeluaran yang tidak perlu atau hutang yang berlebihan, menjaga keseimbangan keuangan pribadi dan mencegah masalah keuangan di masa depan.
Tantangan dan Ancaman
Keberhasilan sistem pembayaran digital bergantung pada keamanan data yang kuat. Ancaman terhadap privasi dan kebocoran data menjadi perhatian utama. Sistem pembayaran digital memerlukan penggunaan enkripsi data yang kuat untuk melindungi informasi sensitif pengguna, seperti detail kartu kredit atau informasi akun bank. Enkripsi ini memberikan lapisan keamanan tambahan. Penggunaan sistem otentikasi ganda menjadi standar dalam pembayaran digital. Hal ini tidak hanya melibatkan kata sandi, tetapi juga metode otentikasi tambahan, seperti kode verifikasi atau sensor sidik jari, meningkatkan keamanan transaksi. Penting untuk menciptakan transparansi dalam pengelolaan data. Pengguna harus diberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana data mereka digunakan, disimpan, dan dilindungi oleh penyedia sistem pembayaran digital. Keamanan data adalah elemen kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran digital