Pekalongan (01/02/21) - Menghadapi era pandemi COVID-19, Universitas Diponegoro menerjunkan mahasiswanya dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan di daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa. Tema yang diusung dalam kegiatan KKN Tim 1 2021 ini sangatlah unik yaitu "Pemberdayaan Masyarakat di tengah Pandemi COVID-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's). Kegiatan KKN ini dilakukan secara mandiri dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan dan berlangsung selama 45 hari dan dimulai pada tanggal 04 Januari - 16 Februari 2021.
Berdasarkan hasil wawancara oleh salah satu mahasiswi Ilmu Gizi UNDIP kepada salah satu kader posyandu Dukuh Kaso Tengah Kecamatan Doro, salah satu permasalahan kesehatan yang terdapat di dukuh ini yaitu terdapat beberapa anak usia balita yang mengalami gizi kurang. Jumlah balita yang mengalami gizi kurang yaitu sebanyak 3 balita. Balita yang mengalami gizi kurang di dukuh ini identik dengan balita yang memiliki keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Keberhasilan dalam pencapaian status gizi anak sangat ditentukan oleh pemahaman orangtua dalam pemberian makanan yang tepat bagi balita. Pemberian makanan yang kurang dari kebutuhan anak dapat mengakibatkan tidak tercapainya status gizi anak yang sesuai dengan standar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gizi kurang pada balita adalah dengan memberikan makanan tambahan (PMT) yang tepat bagi anak. Berdasarkan permasalahan tersebut, Eva Mutiarasari, salah satu mahasiswi Ilmu Gizi Universitas Diponegoro, mencanangkan program KKN dengan tema “Kehidupan Sehat dan Sejahtera”, sesuai dengan tujuan pembangunan dunia berkelanjutan pilar ke-3.
Program ini berjudul “Pelatihan Pembuatan Biskuit Ikan Tinggi Protein sebagai Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang”. Program pelatihan dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2021 pada pukul 13.00-15.30 WIB. Kegiatan ini dilaksanakan di halaman rumah salah satu warga desa sekitar. Kelompok target pada program ini yaitu para ibu yang memiliki balita dengan status gizi kurang. Adapun isi dari kegiatan pelatihan ini yaitu melakukan demo dan penjelasan terkait cara pembuatan biskuit berbahan dasar tepung ikan yang kaya akan kandungan gizi, terutama protein. Dipilihnya tepung ikan bandeng sebagai bahan utama pembuatan tepung ikan adalah pertimbangan harga dan nilai gizi yang terkandung didalamnya. Tepung ikan bandeng mempunyai harga jual yang murah serta memiliki kandungan protein tinggi. Kegiatan ini berjalan dengan lancar serta semua peserta terlihat antusias mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir.
Selain dikhususkan untuk balita, biskuit ini juga bisa dikonsumsi oleh semua kalangan karena memiliki kandungan protein tinggi yang memiliki banyak fungsi diantaranya membantu mengatur metabolisme tubuh, menyeimbangkan cairan tubuh, mengikat hemoglobin dan mengangkut oksigen dari dalam darah. Adapun untuk memaksimalkan penyampaian informasi, mahasiswi KKN juga membuat suatu video yang merangkum tentang cara pembuatan biskuit ikan tinggi protein yang kemudian dikirimkan kepada kader posyandu setempat untuk kemudian dilanjutkan untuk dikirimkan di grup whatsapp ibu-ibu posyandu.
“Ternyata membuat biskuit itu mudah ya, rasanya juga manis dan gurih, malah tidak terasa tepung ikannya, pasti anak-anak suka” ujar salah satu peserta pelatihan. Dengan adanya program ini, diharapakan para ibu balita dapat sadar akan pentingnya pemenuhan gizi pada anak balita serta dapat menerapkan pembuatan makanan pendamping ASI yang bergizi seimbang, salah satunya biskuit ikan tinggi protein ini.
Selain program tersebut, mahasiswi Ilmu Gizi UNDIP juga mencanangkan program berkaitan dengan permasalahan para remaja Dukuh Kaso Tengah terkait belum terpaparnya pengetahuan tentang gizi dan makanan. Program ini memiliki judul “Pelatihan membaca label kandungan gizi makanan dan minuman kemasan”. Menurut survei, sebanyak 61% responden Indonesia lebih suka makanan kemasan untuk konsumsi sehari-hari dibandingkan dengan memasak sendiri di rumah. Kegemaran warga Indonesia terhadap makanan kemasan ini merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik. Di Desa Kaso Tengah, sebagian besar para remajanya belum pernah terpapar pengetahuan terkait perhitungan dan cara baca kandungan gizi pada label makanan dan minuman kemasan. Sehingga penting dilakukan pelatihan kepada masyarakat terkait perhitungan dan cara baca kandungan gizi pada label makanan dan minuman kemasan.
Kelompok target dalam program ini yaitu para remaja Dukuh Kaso Tengah. Pemilihan kelompok target para remaja didasarkan pada suatu survei yang mengatakan bahwa kelompok usia yang lebih menyukai makanan dan minuman kemasan dibandingkan dengan kelompok usia lain yaitu para remaja dan usia dewasa muda. Media yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu berupa mini booklet. Adapun materi yang dicantumkan dalam booklet yaitu terkait cara membaca label kandungan gizi makanan dan minuman kemasan, bahaya natrium, kolesterol dan gula bila dikonsumsi berlebihan, pesan-pesan seputar kesehatan dan tips konsumsi sumber makanan sumber antioksidan untuk menjaga imunitas di era pandemi. Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu satu minggu dimulai pada tanggal 25 Januari – 31 Januari 2021. Kegiatan ini dilaksanakan secara home visit untuk meminimalisir terjadinya kerumunan massa. Selain itu, untuk memaksimalkan penyampaian informasi, maka mahasiswi KKN juga mengirimkan soft file mini booklet ke grup-grup remaja desa.
“Saya baru tau kalau baca label kandungan gizi itu penting dan cara membacanya juga mudah, cocok untuk saya yang suka jajan makanan kemasan” ujar salah satu kelompok target. Dengan adanya program ini, diharapkan para remaja lebih selektif dalam memilih makanan dan minuman kemasan sesuai dengan kandungan gizinya.