Mohon tunggu...
Eva Lusyana
Eva Lusyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun toleransi sejak dini

4 Januari 2025   05:36 Diperbarui: 4 Januari 2025   05:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MEMBANGUN TOLERANSI SEJAK DINI
Oleh: Eva Lusyana
Universitas Nahdlatul Ulama Jepara

pendahuluan 

Toleransi adalah sikap menghargai dan menghormati perbedaan. Kita semua berbeda, tetapi itu yang membuat kita spesial. Dengan toleransi, kita dapat menjadi teman baik, bermain bersama, dan belajar dari satu sama lain. Toleransi membantu kita membangun jembatan persahabatan dan keharmonisan. Mari kita belajar tentang toleransi dan bagaimana kita dapat menjadi lebih baik dalam menghargai perbedaan.

 Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan fondasi penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai positif pada anak-anak. Salah satu nilai yang sangat penting adalah toleransi dan kerukunan. Toleransi dan kerukunan diperlukan untuk membangun masyarakat yang harmonis, inklusif, dan berkeadilan.Oleh karena itu, penting untuk memahami dan mengembangkan toleransi tingkat Sekolah Dasar (SD). Esai ini akan membahas pentingnya toleransi antar agama, sosial ekonomi dan anak anak dengan kebutuhan khusus pada anak SD.

Isi

Siswa di sekolah dasar mulai memahami persamaan dan perbedaan antara dirinya dan orang lain. Kesadaran ini membuat siswa bertanya-tanya apakah mereka melihat sesuatu secara berbeda dari yang lain, jadi sangat penting untuk menyadari bahwa setiap orang itu unik dan berlatih menghormati perbedaan tersebut. Toleransi harus ditingkatkan di kalangan siswa sekolah dasar agar siswa dapat mengembangkan sifat-sifat positif seperti menghargai dan menghormati perbedaan agama, sosial ekonomi,dan anak anak dengan kebutuhan khusus, dan golongan. Karena Indonesia adalah negara yang majemuk, mengajarkan toleransi pada anak membuat mereka dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai kalangan dengan percaya diri.

Toleransi menjadi jalan keluar dari kasus yang terjadi tersebut, bahwa anak usia sekolah dasar membutuhkan pendidikan karakter toleransi supaya mereka tidak mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan sosial masyarakat luas. Selain itu supaya nantinya anak tersebut tau bagaimana cara menempatkan diri dengan baik sehingga dapat mengahasilkan generasi yang mempunyai kesadaran lebih dalam membangun kahidupan yang toleran. Hal tersebut selaras dangan yang dikatakan (Safitri & Warsono, 2020) bahwa pendidikan karakter toleransi berguna untuk membentuk watak anak serta berguna untuk menanggulangi kasus penyimpangan yang dikhawatirkan semakin banyak terjadi. Dalam hal ini tentunya bukan hanya menjadi tanggung jawab seorang tenaga pendidik melainkan orang tua yang menjadi faktor utamanya karena pendidikan pertama dan utamanya adalah keluarga karena keluarga adalah lingkup paling dekat dengan anak.

Membangun toleransi yang berbeda agama pada anak SD dapat dilakukan melalui kegiatan yang menyenangkan dan interaktif. Guru dapat memulai dengan menceritakan kisah-kisah toleransi dan keharmonisan antar agama, serta mengajak anak-anak berdiskusi tentang perbedaan agama. Kegiatan lain seperti mengunjungi tempat ibadah lain, membuat poster toleransi, dan berbagi pengalaman juga efektif. Dengan demikian, anak-anak dapat memahami dan menghargai keberagaman agama, serta menjadi generasi yang harmonis dan berkeadilan.

Mengajarkan toleransi antar agama pada anak SD memerlukan pendekatan yang tepat. Contoh nya seperti guru dapat memulai dengan menceritakan kisah-kisah tentang keharmonisan antar agama, seperti cerita "Rama dan Nabi Ibrahim". Kegiatan lain seperti mengunjungi tempat ibadah lain, membuat poster toleransi, dan berbagi pengalaman juga efektif. Dengan demikian, anak-anak dapat memahami dan menghargai keberagaman agama, serta menjadi generasi yang harmonis dan berkeadilan. Penting untuk menanamkan nilai-nilai menghargai perbedaan, menghormati hak orang lain, dan menunjukkan empati.
Membuat toleransi sosial ekonomi pada anak SD memerlukan pendekatan yang tepat. guru dapat memulai dengan menceritakan kisah-kisah tentang kehidupan anak-anak dari latar belakang ekonomi berbeda, Kegiatan diskusi kelompok, permainan peran, dan mengunjungi komunitas juga efektif untuk mengembangkan rasa empati dan perhatian bagi anak tersebut, Kegiatan tersebut juga dapat di buat pelajaran bagi anak untuk terus bersyukur atas apa yang sudah di miliki, mereka juga dapat belajar untuk menghargai orang lain tanpa memandang status orang tersebut. Dengan menanamkan nilai-nilai menghargai perbedaan,,menghormati hak orang lain, dan menjunjung tinggi kesejahteraan.
Implementasi Pendidikan toleransi terhadap anak dengan kebutuhan khusus merupakan strategi efektif dalam membangun kesadaran sosial, Dengan demikian,anak-anak dapat memahami dan menghargai perbedaan, serta mengembangkan empati dan pengertian anak.Hal ini akan menciptakan lingkungan yang ingklusif, mengurangi diskriminasi, dan mempromosikan keharmonisan sosial.

pendidikan toleransi terhadap anak dengan kebutuhan khusus dapat dilakukan secara konkret melalui berbagai cara. Di sekolah, hal ini dapat dilakukan dengan membuat ruang kelas inklusif, mengadakan kegiatan ekstrakurikuler, dan mengajarkan teknik komunikasi alternatif. Di kelas, guru dapat menggunakan bahan ajar sesuai, mengadakan diskusi tentang keberagaman, dan mengajarkan anak-anak untuk mendukung teman dengan kebutuhan khusus. Sementara itu, di masyarakat, kegiatan komunitas, fasilitas umum yang ramah, dan pelatihan untuk orang tua juga dapat dilakukan. Contohnya, Sekolah Dasar di Yogyakarta membuat program "Teman Sejawat" untuk mendukung anak-anak disabilitas. Dengan demikian, kesadaran dan empati terhadap perbedaan dapat dibangun.

Kesimpulan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun