Pertukaran Pelajar atau yang lebih ngetren dengan sebutan Exchange Student merupakan sebuah program yang dilakukan oleh dunia yang diperuntukkan khusus kepada pelajar. Tidak perlu menjadi yang terpintar untuk mengikuti program ini, asalkan ada kemauan dan keberanian, maka kita dapat mengikutinya. Sebagian pelajar sangat takut terhadap progam ini, mereka takut akan ditertawakan atau bahkan diejek oleh teman-teman baru yang akan mereka jumpai di sana. Namun ada juga yang sebagian takut dengan kemampuan bahasa asing yang kurang.
Tidak perlu takut! Karena setelah melihat dari pengelaman para pelajar yang mengikuti program ini, mereka merasa sangat beruntung dapat mengikuti program ini. Mereka sangat dihormati disana, dan kemampuan verbal mereka dalam bahasa asing juga semakin mahir dalam waktu kurang dari beberapa bulan. Program pertukaran pelajar memiliki nilai positif yang sangat banyak terhadap pelajar yang mengikutinya. Terutama dalam bidang bahasa dan budaya. Pelajar akan lebih banyak berinteraksi dengan bahasa dan budaya lain selama masa program yang umumnya setahun itu.
Setahun mereka mengikuti program ini berati setahun juga mereka tanpa orang tua. Jangan khawatir! Karena bagi mereka yang mengikuti program ini akan disediakan keluarga angkat atau host family. Mereka akan menjadi orang tua kita di sana yang berperan sebagaimana orang tua kita di rumah. Selain pengalaman pribadi yang mereka peroleh, mereka juga akan memiliki rasa respect yang lebih kepada budaya dari bangsa lain sehingga menciptakan keharmonisan dunia yang sangat baik.
Salah satu lembaga yang mengurus program ini adalah American Field Service atau lebih banyak yang mengenalnya dengan nama AFS. AFS merupakan lembaga yang tertua dan terbesar di dunia, mereka memiliki volunteer yang tidak pernah habis setiap tahunnya. AFS juga memiliki lebih dari 60 negara yang mengikuti programnya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia memiliki yayasan dalam meneruskan program AFS yaitu Yayasan Bina Antarbudaya. Sebuah yayasan yang telah berdiri sejak 1985. Namun sayang sekali, akibat teror di Indonesia belakangan ini, para pelajar yang mau bertukar dengan Indonesia menurun drastis hingga 50%. Apalagi target utama para peneror merupakan warga negara asing di Indonesia. Jelas sekali itu membuat para pelajar luar negeri yang ingin belajar di Indonesia menjadi takut dan berpikir kalau mereka tidak akan diterima di Indonesia dengan baik.
Apa yang harus kita lakukan sekarang adalah meyakinkan dunia bahwa Indonesia kita ini aman dan dapat ditinggali dengan nyaman sehingga membuat para pelajar asing mau menjadi exchanger student di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H