Mohon tunggu...
Eva Lestari
Eva Lestari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Dampak Pencemaran Udara dari Kendaraan Bermotor terhadap Kesehatan di Kota Semarang

4 Desember 2024   23:03 Diperbarui: 4 Desember 2024   23:36 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polusi dan masalah kendaraan bermotor 

 

     Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang dewasa ini mengalami perkembangan pesat, diantaranya terjadi peningkatan jumlah penduduk, kegiatan ekonomi, dan infrastruktur. Seiring dengan perkembangan tersebut, jumlah kendaraan bermotor juga semakin meningkat. Munculnya permasalahan pencemaran lingkungan akibat kendaraan bermotor dapat berdampak pada lingkungan dan terjadi penurunan kualitas udara yang menyebabkan risiko terhadap kesehatan masyarakat. Tujuan pembuatan artikel ini untuk menjelaskan tentang bagaimana pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotor memengaruhi kesehatan masyarakat di Kota Semarang. Dan untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan solusi agar tidak memperburuk kondisi di kota Semarang. 

    Kota Semarang merupakan salah satu kota dengan aktivitas lalu lintas tinggi, terutama di kawasan Simpang Lima, Jalan Pemuda, dan jalan utama lainnya. Berdasarkan laporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber utama pencemaran udara. Proses pembakaran bahan bakar dari kendaraan bermotor menghasilkan karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NO), dan hidrokarbon (HC), memberikan kontribusi besar terhadap penurunan kualitas udara.  

      Pencemaran udara dari kendaraan bermotor memiliki dampak yang memprihatinkan, khususnya bagi masyarakat yang tinggal atau beraktivitas di wilayah perkotaan seperti Semarang. Dampak terhadap kesehatan yang dapat terjadi yaitu terinfeksinya saluran pernafasan. Paparan polutan seperti karbon monoksida dan nitrogen oksida dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, memperburuk asma, dan meningkatkan risiko penyakit paru-paru kronis. Data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang menunjukkan peningkatan kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) di daerah dengan tingkat lalu lintas yang tinggi. Dampak yang selanjutnya yaitu gangguan Kardiovaskular, polutan udara terutama partikel halus (PM2.5), dapat masuk ke aliran darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, hingga stroke.  

     Untuk mengurangi dampak pencemaran udara akibat kendaraan bermotor, langkah-langkah yang dapat digunakan diantaranya yaitu diperlukan kebijakan pemerintah Kota Semarang untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas transportasi umum seperti BRT (Bus Rapid Transit). Hal ini dapat mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.  

Penanaman pohon di area perkotaan dapat membantu menyerap polutan udara dan memperbaiki kualitas lingkungan. Dan juga dapat dilakukan cara lain dengan memberikan edukasi mengenai pentingnya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung program "Car Free Day" secara rutin.  

       Pencemaran udara akibat kendaraan bermotor merupakan masalah serius yang dihadapi Kota Semarang. Dampaknya terhadap kesehatan masyarakat, terutama penyakit pernapasan dan kardiovaskular. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta untuk menggunakan solusi yang efektif dan berkelanjutan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun