Mohon tunggu...
Eva Lauw
Eva Lauw Mohon Tunggu... Konsultan - -

-

Selanjutnya

Tutup

Money

Bonus Demografi, Bonus untuk Indonesia Lebih Baik

23 Mei 2017   00:34 Diperbarui: 23 Mei 2017   03:13 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

            Kependudukan menjadi suatu masalah yang dihadapi oleh seluruh negara. Banyaknya penduduk menjadikan pemerintah harus berpikir bagaimana mengatasi populasi penduduk dinegaranya. Tak terkecuali Indonesia, secara keseluruhan penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Banyak faktor yang mempengaruhi peningkatan penduduk baik dari segi kesehatan yang meningkat, pertumbuhan ekonomi dan kesadaran pentingnya pengendalian fertilitas.

            Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan, diprediksikan pada tahun 2020 masyarakat Kota Balikpapan mencapai 664.201 jiwa dengan 472.160 jiwa diantaranya dalam usia produktif dan pada tahun tersebut Indonesia mendapat bonus demografi. Dimana artinya usia produktif dengan rentang 15-64 tahun lebih besar presentasenya dibandingkan penduduk yang tidak produktif. Indonesia terkhususnya Balikpapan harus jeli meihat peluang dalam upaya mencapai bonus demografi, sehingga kedepannya bonus demografi memberikan keuntungan. Jika bonus demografi ini tidak diperhatikan dengan serius maka akan menimbulkan suatu permasalahan baru, salah satunya ketimpangan sosial. Dimana jumlah pengangguran semakin meningkat karena kurangnya kualitas sumber daya.

            Pemerintah harus fokus memperhatikan bonus demografi. Bonus demografi akan menjadikan modal besar apabila Indonesia memiliki kualitas sumber daya manusia yang tinggi sehingga dapat bersaing di era pasar bebas. Disisi lain peningkatan kualitas sumber daya dapat memberikan manfaat lainnya yaitu mempercepat peningkatan produksi melihat saat ini  Peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara peningkatan batas usia minimum untuk menikah sehingga terfokus kepada wajib belajar selama 12 tahun atau bahkan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun harus juga diimbangi dengan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan baik dari segi tenaga terdidik maupun sarana dan prasaran yang digunakan untuk menunjang. Kemudian meningkatkan kesehatan masyarakat baik dengan cara peningkatan angka harapan hidup masyarakat yang bisa dilakukan dengan cara pemenuhan gizi masyarakat salah satunya dengan harga bahan baku pangan yang stabil. Persiapan lain yang harus dilakukan adalah mencipatakan infrastruktur yang memadai serta lapangan pekerjaan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pencari kerja yang tinggi dikemudian hari. Sehingga diharapkan tercipta suatu sinergi antara pembangunan ekonomi dan sumber daya yang tersedia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun