Putat Jaya, Surabaya (30/12) -- Pendidikan adalah hal yang paling mendasar untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun pada tahun 2020 Â dunia mulai dilanda virus covid-19 sehingga menyebabkan pandami. Hal ini tentunya mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah sehingga diberlakukannya Sekolah daring yang dimulai pada maret 2020. Dimana anak-anak melakukan pembelajar lewat Handphone sehingga guru tidak bisa memberikan materi secara maksimal, selain itu guru tidak bisa mengawasi anak secara langsung.
Hal ini sangat sulit dilakukan terutama pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak atau TK. Peran guru dalam belajar untuk anak usia dini sangat penting, guru harus dapat berkontribusi langsung dalam melakukan pembelajaran. Pada bulan Juli 2021 TK Bahrul ulum melakukan pembelajaran blended learning atau pembelajaran dimana menggabungkan strategi tatap muka di ruang kelas dan pembelajaran jarak jauh atau daring. Penerapan ini merupakan cara yang inovatif untuk meningkatkan keberhasilan belajar pada anak.
Mahasiswa KKN Untag Surabaya melakukan kegiatan belajar mengajar yang berlokasikan di TK bahrul ulum putat jaya Surabaya dimana dalam pembelajaran yang dilakukannya dilakukan sambal bermain. Bermain menjadi hal yang lumrah bagi anak-anak sehingga anak, Belajar sambil bermain menjadi alternative yang bagus agar anak lebih tertarik dan mampu memahami materi yang diberikan.
Dalam kegiatan ini mahasiswa memilih kelas TK A dimana banyak dari mereka yang baru memasuki dunia persekolahan sehingga butuh adaptasi dan perhatian yang lebih agar anak merasa nyaman berada di kelas. Kegiatan belajar sambil bermain selain bertujuan untuk mengembangkan kognitif anak juga dapat membantu anak untuk bersosialisasi dengan teman sekelasnya sehingga anak tidak akan rewel ketika berada di dalam kelas.
Mahasiswa menggunakan permainan puzzle dan lego sebagai alat pembelajaran untuk mempermudah anak dalam memahami konsep warna dan bentuk. Puzzle yang digunakan adalah puzzle mengenal angka dimana anak akan dapat mengenali sekaligus menghafal angka dengan cara menyusun puzzle yang ada secara urut berdasarkan urutan angka. Bermain lego selain bertujuan untuk mengenalkan beragam warna dan bentuk juga dapat mengembangkan kreatifitas pada anak dengan cara meminta anak untuk membuat sebuah karya secara bebas.
Dari kegiatan ini terlihat anak-anak sangat bersemangat dan menikmati permainan yang dilakukannya. Terlihat anak-anak dengan fokus menyusun tiap puzzle sesuai dengan arahan yang sudah diberikan dan ketika puzzle sudah tersusun dengan baik anak meminta bermain puzzle kembali tanpa ada paksaan dan semakin lama kemampuan anak dalam menyelesaikan puzzle jadi lebih cepat artinya anak mulai memahami konsep permainan dan secara tidak langsung mereka mulai menghafal urutan angka yang ada di puzzle. Begitupun dengan bermain lego, anak dengan fokus menyusun balok demi balok sampai dengan membentuk bentuk yang mereka inginkan.
Mahasiswa berharap dengan pembelajaran yang sudah dilakukan ini dapat membantu anak dalam mengembangkan kognitifnya serta mengemgembangkan kreatifitasnya. Dan kegiatan ini akan terus dilakukan serta terus dikembangkan untuk kedepannya dan bermanfaat untuk banyak orang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
