Mohon tunggu...
Eva Gustiani
Eva Gustiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi universitas Jambi

Jajan, traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Filsafat Kritis sebagai Dasar Pendidikan Kewarganegaraan yang Inklusif dan Multikultural

8 April 2023   16:23 Diperbarui: 8 April 2023   16:30 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun, pendekatan filsafat kritis dalam pendidikan kewarganegaraan juga memiliki beberapa tantangan. Salah satunya adalah adanya beragam pandangan dan keyakinan yang berbeda di dalam masyarakat yang beragam. Untuk mengatasi tantangan ini, pendekatan filsafat kritis dalam pendidikan kewarganegaraan harus memastikan bahwa perspektif dan pandangan yang berbeda dihargai dan dipromosikan.

Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan yang inklusif dan multikultural, pendekatan filsafat kritis dapat membantu individu untuk memahami pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman, mempromosikan keadilan sosial, dan membangun masyarakat yang inklusif dan berkesetaraan. Sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan, filsafat kritis dapat membantu menciptakan warga negara yang berpikiran kritis, kreatif, dan bertanggung jawab dalam masyarakat yang beragam dan kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun