Artikel ini akan membahas tentang laporan keuangan, salah satunya adalah laporan neraca.
Pertama-tama kita harus mengetahui terlebih dahulu, apa itu neraca?
Menurut Munawir, neraca adalah laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis perusahaan, kewajiban, dan modal pemilik.Â
Sedangkan menurut Kasmir, neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu.Â
Jadi dapat disimpulkan bahwa neraca adalah laporan keuangan yang memberikan gambaran posisi keuangan suatu perusahaan pada waktu tertentu. Neraca terdiri dari tiga komponen utama:
1. Aset (Assets): Semua yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki nilai ekonomi, seperti uang tunai, gedung, peralatan, atau persediaan barang dagang. Aset ini berguna untuk mendukung operasional bisnis.
2. Kewajiban (Liabilities): Semua tanggungan atau utang perusahaan, seperti pinjaman bank, tagihan yang belum dibayar, atau gaji karyawan yang masih harus dilunasi.
3. Ekuitas (Equity): Bagian dari aset yang menjadi milik pemilik perusahaan setelah seluruh kewajiban diselesaikan. Ini mencerminkan "hak" pemilik terhadap kekayaan perusahaan.
Lalu, kenapa sih laporan neraca itu penting bagi suatu perusahaan atau bisnis?
Jadi, alasannya adalah untuk mengetahui bahwa laporan neraca dapat menganalisis kesehatan keuangan perusahaan, sehingga para pemilik bisnis dan manajer keuangan memahami dan menguasai teknik perhitungan laporan neraca. Dengan adanya ini, seseorang bisa mengetahui berapa banyak laba dan rugi yang didapat oleh perusahaan dalam satu periode. Neraca perlu dikerjakan dengan akurat di sebuah perusahaan agar bisa merencanakan proyek kedepannya.
Berikut contohnya agar lebih memahami tentang alasan laporan neraca itu penting untuk perusahaan atau bisnis.
PT Barokah adalah perusahaan ritel pakaian. Pada akhir tahun, pemiliknya, Bu Sinta, meminta laporan keuangan. Setelah timnya menyusun neraca, diketahui total aset perusahaan sebesar Rp800 juta, terdiri dari kas, persediaan barang, dan perlengkapan toko. Kewajibannya berupa utang usaha Rp200 juta dan pinjaman bank Rp100 juta. Sisa ekuitas Rp500 juta menunjukkan kekayaan bersih perusahaan.
Melihat kondisi keuangan ini, Bu Sinta merasa yakin bisnisnya stabil dan memutuskan untuk membuka cabang baru tahun depan. Laporan neraca inilah yang membantu Bu Sinta memahami posisi keuangan perusahaan dengan jelas.
Eva Dwi Putri_241010502836_Manajemen_Fakultas Ekonomi Dan Bisnis_2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H