“Mengapa anak kami tidak boleh membawa Hp di pondok?”
“Lantas bagaimana anak kami bisa mengikuti perkembangan yang ada di dunia luar?”
“Apakah anak kami kelak bisa bersaing dengan anak-anak di luar pesantren untuk keterampilan teknologi dan informasi?”
Begitulah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan wali santri. Hal yang wajar bila mereka memiliki kekawatiran, mengingat dunia sudah semakin tergantung kepada informasi dan teknologi. Semua sekarang terhubung dengan internet. Untuk itu diperlukan perangkat pendukung seperti handphone(Hp) atau laptop. Sedangkan banyak pesantren yang tidak memperbolehkan santri membawa Hp
Tidak bisa dipungkiri penggunaan Hp bagi santri memiliki dampak positif diantaranya adalah mempermudah komunikasi antara orang tua dan siswa yang saling berjauhan. Bisa menambah pengetahuan tentang teknologi dan mempercepat mendapat tambahan informasi terutama untuk materi pelajaran yang tidak bisa didapatkan dari buku paket. Selain itu adanya Hp bisa memperluas jaringan persahabatan diantara para santri.
Sedangkan dampak negatifnya juga ada, diantaranya adalah:
- Penggunaan Hp bisa mengganggu proses kegiatan belajar dan mengajar. Dengan banyaknya fitur dan aplikasi, santri tidak fokus dalam belajar dan mengaji. Karena akan disibukkan dengan penggunaan aplikasi yang ada di situ seperti game, kamera, video, bahkan bisa jadi sibuk membalas chat dan telepon dari teman-temannya, sehingga tidak memperhatikan saat guru menerangkan materi pelajaran.
- Berpotensi mempengaruhi sikap dan perilaku santri bila kurang kontrol dari sekolah dan pondok pesantren. Seperti konten-konten yang tidak mendidik.
- Efek radiasi bagi kesehatan, penggunaan Hp yang sering akan merusak jaringan tubuh santri yang sedang berkembang. Dengan adanya Hp santri menjadi malas bergerak hal ini akan menganggu pertumbuhannya.
- Rawan terhadap tindak kejahatan, mengingat Hp adalah barang yang mudah dijual sehingga penggunaan Hp high end. berpotensi menjadi korban tindak kejahatan. Apalagi di pesantren tiap santri berkewajiban untuk menjaga barang pribadinya sendiri.
- Pemborosan, dengan adanya Hp pengeluaran santri akan bertambah untuk membeli pulsa dan kuota, sedangkan mereka jauh dari orang tua.
Dari uraian di atas lebih banyak dampak negatifnya dari pada manfaatnya bila santri membawa Hp. Karena itu wajar bila beberapa pesantren menerapkan peraturan tersebut. Bukan berarti melarang total hanya membatasi penggunaan Hp di kalangan santri ketika berada di pesantren.
Pelarangan menggunakan Hp bertujuan untuk lebih mengembangkan soft skill mereka, yaitu kemampuan interpersonal santri. Misalnya komunikasi, manajemen waktu, motivasi, kecerdasan emosional, dan soft skill lainnya untuk mendukung kinerja mereka dalam berinteraksi di tengah masyarakat kelak. Dimana kemampuan tersebut tidak bisa digantikan dengan kecanggihan teknologi.
Keuntungan lainnya adalah meningkatnya kemampuan literasi pada santri. Interaksi yang dibatasi dalam menggunakan gadget membuat mereka mengalihkan perhatian ke buku. Kemampuan literasi sangat diperlukan dalam meningkatkan daya nalar mereka terhadap pelajaran yang diperoleh di sekolah maupun di pondok pesantren.
Bagaimana hard skill mereka terhadap teknologi dan informasi? Ketertinggalan itu masih bisa mereka kejar ketika liburan sekolah, atau setelah lulus dari pesantren. Bukankah menggunakan teknologi semudah menggunakan perangkat lain dengan banyaknya fitur yang disediakan. Sehingga orang tua tidak perlu kawatir putra putrinya akan ketinggalan di teknologi dan informasi dengan diberlakukannya larangan membawa Hp di pesantren.
Referensi:.