Sejak saat itu, aku sering menonton konten-konten tentang Papua dari berbagai akun reels. Hingga suatu hari, tanpa sadar, aku menulis komentar:
"Semoga suatu hari nanti bisa ke Papua."
Aku bahkan pernah berandai-andai:
"Jika tidak menikah nanti, aku ingin mengabdi di pedalaman Papua."
Dan ya, Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk menjawab doa-doa kecilku. Mimpi itu tidak hanya berhenti di angan-angan. Beberapa bulan setelah menulis status tersebut, aku mendapat kesempatan pertama untuk berinteraksi langsung dengan anak muda Papua.
Pertemuan Pertama dengan Anak-Anak Papua
Di awal Oktober 2023, aku mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dan mendukung anak-anak SMA Papua yang sedang mengikuti Business Plan Competition di IPB University, Bogor. Kebetulan, saat itu aku sedang bertugas di kantor Taman Kencana Bogor, sehingga bisa bertemu mereka secara langsung.
Melihat semangat dan antusiasme mereka, hatiku tersentuh. Mereka membawa cerita tentang tanah mereka, tentang mimpi-mimpi yang ingin mereka wujudkan. Dan di situlah, tanpa kusadari, benih kecintaanku pada Papua mulai tumbuh.
Mimpi yang Tak Sengaja Terwujud
Siapa yang menyangka? Beberapa bulan kemudian, atasanku menawarkan sebuah kesempatan:
"Apakah kamu ingin ke Papua?"
Tanpa ragu, aku mengiyakan. Ini adalah salah satu mimpiku yang tidak pernah benar-benar kuperjuangkan, tapi tiba-tiba diberikan begitu saja. Aku hanya perlu membawa badan dan kesehatan.
Tugas utamaku di Jayapura adalah memperkenalkan perusahaan dan melihat potensi produk khas Papua yang bisa dipasarkan secara nasional maupun global. Tentu saja, aku juga akan membeli sampel produk-alias oleh-oleh-untuk dibawa pulang.