Mohon tunggu...
Eva Christine Saragih
Eva Christine Saragih Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - MD

long life learning

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Neuroplastisitas: Optimisme Tidak Pernah Sia-Sia

4 Desember 2022   13:36 Diperbarui: 4 Desember 2022   13:44 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kita menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan menggunakan daya kerja otak kita. Manusia memiliki otak yang luar biasa, yang dibentuk oleh 100 milyar sel saraf yang saling terkoneksi dalam jaringan-jaringan rumit sehingga menghasilkan keluhuran manusia. 

Otak kita adalah anugerah Tuhan dengan kecanggihan yang luar biasa. Konon katanya manusia hanya memanfaatkan 10 % saja kemampuan otaknya. Kalau begitu,   bagaimanakah cara kita mengoptimalkan kemampuan otak kita?

Seperti bagian tubuh yang lain, misalnya kulit yang dirawat dengan skin care, otak kita juga perlu brain care. Konsep yang kini dipercaya para ahli adalah adanya neuroplastisitas. Neuroplastisitas adalah kemampuan otak beradaptasi dengan cara mengubah struktur dan fungsinya. Berarti, otak dapat dibentuk dan dapat berubah.

Salah satu musuh otak adalah stress. Stress terbukti dapat membunuh sel otak kita. Bagian otak yang paling rentan terhadap stress ialah hipokampus. Hipokampus adalah bagian otak yang memiliki fungsi utama dalam pembelajaran dan penyimpanan serta pengolahan memori jangka panjang. 

Hipokampus juga berperan dalam mendukung kemampuan berperilaku. Kondisi stress akan menyebabkan peningkatan hormon kortisol yang bila terjadi berkepanjangan akan membunuh sel-sel saraf di hipokampus. Kematian sel otak pada hipokampus akibat stress akhirnya akan menyebabkan gangguan konsentrasi dan depresi.  

Ingatlah lagi bahwa otak  kita itu hebat. Otak kita  masih bisa bangkit beradaptasi lagi bila stress selesai.   Sel-sel otak dapat menumbuhkan lagi koneksi-koneksinya untuk meningkatkan fungsinya. Seperti pisau semakin diasah semakin tajam, demikian pula koneksi jaringan-jaringan otak kita dapat diasah untuk tangguh dan sigap.   Kita merawat otak kita dengan optimisme. 

Tidak ada kehidupan tanpa stress dan kesulitan.  Optimisme dan motivasi positif akan membantu kita membentuk otak kita menjadi tangguh dan bertahan dalam kondisi yang sulit sekalipun. Kegagalan, duka cita, kehilangan, dan tantangan hidup lainnya akan tetap datang silih berganti, namun optimisme tidak akan sia-sia sebab otak tidak terkorbankan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun