Selangor, Malaysia---Sanggar Bimbingan Ampang merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79 dengan penuh semangat melalui serangkaian lomba yang berlangsung selama lima hari. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang hiburan bagi siswa Indonesia yang tinggal di Malaysia, tetapi juga sebagai sarana untuk memperkuat rasa kebersamaan, meningkatkan kreativitas, serta menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Dengan total 20 lomba yang digelar, setiap harinya empat lomba diselenggarakan dengan antusiasme tinggi baik dari peserta maupun guru di Sanggar Bimbingan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kemerdekaan dan rasa cinta tanah air tetap berkobar, meskipun jauh dari tanah air tercinta.
Hari pertama dimulai dengan lomba makan kerupuk, yang selalu menjadi ikon lomba tradisional di Indonesia. Para peserta, yang sebagian besar anak-anak dan remaja, bersaing dengan penuh semangat untuk menghabiskan kerupuk yang digantung tanpa bantuan tangan. Kegembiraan semakin terasa saat dilanjutkan dengan lomba tusuk jarum sambil berjalan, yang menuntut ketelitian dan kefokusan. Dalam lomba ini, para peserta berlomba-lomba untuk memasukkan benang ke dalam lubang jarum secepat mungkin, menghadirkan suasana yang tegang namun penuh tawa.
Keseruan berlanjut dengan paku dalam botol, yang menguji ketepatan dan kesabaran para peserta dalam memasukkan paku ke dalam botol yang kecil. Hari pertama ditutup dengan lomba lomba kursi musik, yang selalu menjadi favorit karena keunikan dan keseruan yang dihadirkan. Para peserta berputar mengelilingi kursi-kursi yang berkurang setiap kali musik berhenti, memaksa mereka untuk berebut tempat duduk.
Hari kedua perayaan diisi dengan lomba-lomba yang menuntut kreativitas dan ketangkasan. Lomba topi cantol menjadi salah satu daya tarik utama, di mana para peserta harus mengenakan topi yang telah dipasangi kait dan mencoba menangkap benda kecil yang tergantung. Kegiatan ini tidak hanya menguji keterampilan, tetapi juga menghadirkan tawa dan keceriaan di tengah-tengah penonton. Selanjutnya, lomba balap kelereng yang sederhana namun penuh tantangan menjadi pusat perhatian. Para peserta berlomba-lomba menjaga kelereng di atas sendok yang dipegang dengan mulut, berusaha mencapai garis finish tanpa menjatuhkan kelereng tersebut. Setekah istirahat, dilanjutkan lomba tebak gerakan digelar, di mana peserta harus menebak gerakan yang diperagakan oleh teman satu tim nya. Hari kedua ditutup dengan lomba tarik tambang, yang melibatkan seluruh kelompok yang telah ditentukan dan menjadi ajang untuk menguji kekuatan serta kekompakan tim.
Pada hari ketiga, kegiatan dimulai dengan lomba hafalan Asma'ul Husna, yang menjadi pembuka acara. Setelah itu, dilanjutkan dengan lomba Bola Buta, di mana para peserta berusaha menangkap bola sebanyak mungkin dalam keadaan mata tertutup, menambah keseruan suasana. Selanjutnya, lomba adzan menjadi fokus perhatian, diikuti dengan lomba balap karung yang tidak kalah meriah. Gelak tawa dan sorakan penonton semakin menggema saat para peserta berlompatan dalam karung, berjuang keras untuk mencapai garis finish terlebih dahulu. Kemeriahan hari itu pun terasa lengkap dengan rangkaian lomba-lomba tersebut.
Â
Pada hari keempat, acara dimulai dengan lomba tebak gambar yang seru, di mana beberapa kelompok yang terdiri dari dua orang saling bekerja sama. Satu orang memberikan petunjuk agar rekannya bisa menebak gambar yang ada di belakangnya. Kegiatan dilanjutkan dengan lomba menyusun kata, di mana para siswa harus mengurutkan sholat fardhu dan rukun Islam dengan cepat dan tepat. Setelah itu, ada lomba pembacaan puisi kemerdekaan, di mana puisi telah disediakan, dan siswa hanya perlu membacakannya dengan ekspresi wajah, intonasi, gestur tubuh, serta kejelasan suara yang menjadi aspek penilaian.Â
Perlombaan hari itu ditutup dengan lomba cerdas cermat yang mencakup soal-soal tentang doa-doa, pengetahuan agama Islam, serta soal-soal seputar Indonesia, seperti warna bendera, hari-hari besar nasional, dan nama-nama presiden di Indonesia.
Hari terakhir perayaan menjadi puncak acara dengan lomba-lomba yang menampilkan kombinasi antara kreativitas, seni, dan sportivitas. Muslim Fashion Show bertema "Merah Putih Berkarya" menjadi sorotan utama, di mana para peserta memamerkan busana yang dirancang dengan tema kebangsaan, menunjukkan kreativitas dan kecintaan mereka terhadap tanah air.
 Lomba menyanyikan lagu nasional menjadi momen yang penuh haru, saat peserta dari berbagai kelas melantunkan lagu-lagu kebangsaan dengan penuh semangat dan cinta. Lomba "tari tradisional" yang digelar setelahnya menambah kemeriahan, menampilkan keragaman budaya Indonesia yang kaya dan mempesona. Perayaan ditutup dengan pertandingan "sepak bola", menambah semangat kompetisi dan sportivitas di akhir rangkaian acara.
Tujuan penyelenggaraan berbagai lomba tersebut, selain sebagai sarana hiburan bagi para siswa di Sanggar Bimbingan, adalah untuk mengembangkan rasa cinta terhadap tanah air Indonesia serta memperkuat semangat juang dan nasionalisme.
Ferninda Rachmadheani (Universitas Muhammadiyah Jember)
Eva Aprilia Yustanti (Universitas Muhammadiyah Ponorogo)
Kasmilasari (Universitas Muhammadiyah Bone
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H