Sumenep, bagaikan mutiara yang tersembunyi di ujung timur Pulau Madura, menyimpan kekayaan budaya yang memukau. Perpaduan tradisi maritim, Islam, dan pengaruh Jawa menghasilkan corak budaya unik yang tak lekang oleh waktu. Keindahan budaya Sumenep tak hanya memanjakan mata, tetapi juga memberikan pengalaman mendalam tentang nilai-nilai luhur dan kearifan lokal masyarakatnya.
Menelusuri Jejak Sejarah dan Tradisi
Kunjungan ke Sumenep tak lengkap tanpa menjelajahi Kraton Sumenep, peninggalan sejarah yang kokoh berdiri sejak abad ke-18. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan arsitektur megah, koleksi benda pusaka, dan merasakan atmosfer kejayaan masa lampau. Museum Keraton Sumenep menjadi tempat untuk mempelajari sejarah panjang Sumenep, mulai dari era kerajaan hingga kemerdekaan.
Bagi pecinta budaya maritim, Desa Batang-Batang menjadi destinasi wajib. Di desa ini, pengunjung dapat melihat aktivitas nelayan tradisional, mencicipi kuliner laut segar, dan bahkan mengikuti wisata bahari untuk menikmati keindahan gugusan pulau di sekitar Sumenep.
Pesona Kerapan Sapi dan Upacara Nyadhar
Tradisi Kerapan Sapi, adu kecepatan sapi yang dihias penuh warna, merupakan ikon budaya Madura yang mendunia. Di Sumenep, tradisi ini menjadi festival tahunan yang meriah, menarik wisatawan dari berbagai penjuru. Diiringi musik tradisional dan sorak-sorai penonton, para joki memacu sapi mereka dengan penuh semangat, menunjukkan ketangguhan dan sportivitas.
Upacara Nyadhar, tradisi penghormatan kepada leluhur, menjadi wujud rasa syukur masyarakat Sumenep atas limpahan rezeki. Upacara ini diwarnai dengan berbagai ritual adat, seperti doa bersama, pemotongan hewan kurban, dan pertunjukan kesenian tradisional. Nyadhar tak hanya memperkuat nilai-nilai religius, tetapi juga menjadi momen mempererat tali persaudaraan antar warga.
Keindahan Seni dan Kearifan Lokal
Sumenep kaya akan seni tradisional yang memukau. Tari Topeng Sonok, dengan gerakan dinamis dan ekspresif, menceritakan kisah-kisah heroik dan legenda. Tari Gandrung Banyuwangi, dengan gerakannya yang anggun dan penuh pesona, mencerminkan keindahan alam dan budaya Banyuwangi. Alunan musik tradisional seperti saronen dan gambus, menggema di berbagai acara adat dan pertunjukan, membawa nuansa magis dan penuh makna.
Kain batik Sumenep, dengan motif khas yang terinspirasi dari alam dan budaya, menjadi cenderamata yang wajib dibawa pulang. Kain batik ini tak hanya indah, tetapi juga mengandung nilai-nilai filosofis dan tradisi turun-temurun.
Menyatu dengan Masyarakat dan Mencicipi Kuliner Khas
Menjelajahi Surga Kuliner di Sumenep: Perpaduan Cita Rasa Madura dan Kearifan Lokal. Sumenep, kabupaten di ujung timur Pulau Madura, menyimpan pesona budaya dan kuliner yang memikat. Perpaduan budaya Madura dan Jawa, serta pengaruh dari Sumbawa dan Bali, menghasilkan ragam hidangan khas yang memanjakan lidah. Bagi para pecinta kuliner, menjelajahi Sumenep bagaikan menemukan surga tersembunyi.
Salah satu ikon kuliner Sumenep adalah Soto Sumenep, sajian berkuah santan gurih dengan isian babat, daging sapi, dan kikil. Keunikannya terletak pada penggunaan bumbu rajah dan petis ikan, menghasilkan rasa gurih dan pedas yang khas. Tak lengkap menyantap Soto Sumenep tanpa lontong dan sambal terasi pedas.
Bagi pecinta pedas, Soto Selingkuh wajib dicoba. Perpaduan soto babat dengan rujak cingur dan rujak selingkuh (rujak dengan bumbu petis) ini menciptakan sensasi pedas dan gurih yang tiada duanya.
Bagi yang ingin mencicipi hidangan berkuah bening, Tajur adalah pilihan tepat. Sup ayam kampung ini kaya rempah dan disajikan dengan lontong, tauge, dan kerupuk.
Hidangan nasi di Sumenep tak kalah menggoda. Nasi Serpang (nasi putih dicampur parutan kelapa muda, santan, dan bumbu) menawarkan rasa gurih dan aroma yang harum. Nasi Tempong (nasi putih dengan lauk pauk pedas) cocok bagi pecinta sensasi pedas.
Sate Sumenep terkenal dengan teksturnya yang empuk dan bumbunya yang meresap. Pilihan satenya beragam, mulai dari sate ayam, kambing, hingga sate gurita.
Jajanan tradisional Sumenep pun tak boleh dilewatkan. Kopi Sokol (kopi bubuk dicampur gula merah dan rempah) menawarkan rasa kopi yang unik dan menghangatkan tubuh. Kaldu Kokot (sup kacang hijau dengan lontong dan taburan bawang goreng) cocok dinikmati saat cuaca dingin.
Menjelajahi kuliner Sumenep tak hanya memanjakan lidah, tetapi juga membuka jendela budaya dan kearifan lokal. Setiap hidangan memiliki ceritanya sendiri, mencerminkan kekayaan tradisi dan warisan budaya Sumenep yang tak ternilai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H