Mohon tunggu...
Eva Anisa
Eva Anisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yg suka menulis dan membaca

Saya mahasiswa Ilmu pendidikan bahasa dan sastra. Saya memiliki pengalaman berorganisasi dan aktif dalam kegiatan diluar. Saya bertanggung jawab dan dapat diandalkan serta dapat berkerja secara mandiri dan dalam tim.Saya memiliki kemampuan bersosialisasi dengan mudah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Suku Madura: Kisah Tanah Garam, Kerantauan, dan Budaya yang Teguh

6 Juni 2024   16:30 Diperbarui: 6 Juni 2024   16:32 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Suku Madura, dengan semangat kerantauan dan budaya yang khas, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari Indonesia. Pulau Madura, yang terletak di sebelah timur Jawa, tak hanya dikenal dengan hamparan laut dan tambak garamnya, tetapi juga masyarakatnya yang tangguh dan adat istiadat yang dipegang teguh. Memahami Suku Madura berarti menelusuri jejak sejarah, tradisi, dan karakter yang mereka miliki.

1. Tanah Garam dan Tekad Merantau

Madura memiliki lanskap yang didominasi oleh dataran kering dan berpasir. Kondisi geografis ini membuat pertanian menjadi tantangan tersendiri. Namun, masyarakat Madura mampu beradaptasi dengan memproduksi garam, salah satu komoditas penting Indonesia. Proses pembuatan garam yang tradisional dan melelahkan ini menumbuhkan jiwa pekerja keras dan ketahanan dalam diri orang Madura. 

Baca juga: Sumenep Kota Keris

Selain itu, keterbatasan sumber daya alam mendorong tradisi merantau mengakar kuat. Para lelaki Madura meninggalkan kampung halaman untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Mereka merantau ke berbagai penjuru Nusantara, seperti Kalimantan, Sulawesi, dan bahkan hingga ke Malaysia. Semangat merantau ini tak hanya didorong oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh keinginan untuk membuktikan diri dan membawa pulang hasil jerih payah mereka.

2. Keunikan Bahasa dan Tradisi Lisan

Bahasa Madura, yang termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia, memiliki kekhasan tersendiri. Bahasa ini terbagi ke dalam beberapa dialek, seperti Pamekasan, Sumenep, dan Bangkalan. Keunikannya terletak pada intonasi yang tegas dan kosakata yang kaya.

 Bahasa Madura tak hanya digunakan untuk komunikasi sehari-hari, tetapi juga menjadi media untuk menyampaikan cerita rakyat, pantun (karapan), dan syair (tembang).Tradisi lisan memegang peranan penting dalam budaya Madura. Epos "kerrapan Sape" yang berkisah tentang perebutan sapi dalam arena pacuan menjadi salah satu contohnya. 

3.Keteguhan dalam Keimanan dan Adat Istiadat

Masyarakat Madura dikenal dengan ketaatan mereka dalam beragama. Islam menjadi agama mayoritas dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perayaan hari besar Islam dirayakan dengan meriah, sementara tradisi pengajian dan pesantren menjadi bagian penting dalam pendidikan masyarakat. Keteguhan dalam beriman ini terjalin erat dengan adat istiadat yang dipegang teguh.

Sistem kekerabatan masyarakat Madura bersifat patrilineal, yaitu garis keturunan ditarik dari pihak ayah. Penghormatan kepada orang tua dan yang lebih tua sangat dijunjung tinggi. Pepatah "dhaddhi oreng (secara harfiah orang lain jadi saudara, saudara jadi orang lain)" menggambarkan pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga dan masyarakat sekitar. Sementara itu, dalam hal pengambilan keputusan, seringkali didiskusikan dan dimufakati bersama (musyawarah).

4. Dinamika Budaya: Antara Tradisional dan Modern

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun