Mohon tunggu...
Eva Dianidah
Eva Dianidah Mohon Tunggu... Penulis - Anak baik

من جدّ و جد من ظفر ظفر لا تحزن ان الله معنا

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kebaikan Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19

5 Mei 2020   19:20 Diperbarui: 5 Mei 2020   20:08 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadhan 1441 H atau tahun 2020 M kini terasa asing dibandingkan dengan pengalaman berpuasa dan beribadah di tahun sebelumnya. Seperti yang telah kita ketahui, penyebab keterasingan yang kita rasakan saat ini adalah adanya serangan si-Covid atau yang sering disebut dengan corona virus disease 2019. 

Virus yang bermula dikatakan terdeteksi di Wuhan China, virus SARS-CoV-2 sebagai salah satu virus baru keturunan dari keluarga corona. Di tengah pandemi Corona yang makin meningkat kewaspadaannya, menjadikan kita lebih banyak diam tak berkutik di dalam rumah. Hal ini sebagai upaya dalam pencegahan menyebaran penyakit virus corona agar tidak lagi makin membengkak angka ke-positif-an orang yang terjangkit.

Berpuasa di bulan Ramadhan biasanya adalah satu waktu yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim di seluruh dunia. Bagaimana tidak, di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini umat Islam seperti panen pahala hingga berlipat-lipat ganda. Ibadah terasa lebih nikmat dan menggugah iman. Namun lagi-lagi umat Muslim di Indonesia, bahkan di seluruh dunia harus kembali memupuk keimanan lebih tinggi lagi di tengah kondisi yang saat ini mendadak menjadi berubah haluan kegiatannya.

Tidak lagi terasa seperti tahun yang telah lalu, ibadah Ramadhan kali ini seperti menjomblo (sendiri). Karena anjuran dan perintah untuk menjaga jarak, menjadikan diri terasa asing meskipun rumah tetangga dan orang-orangnya nyata ada di dekat kita. Menjaga jarak adalah salah satu hal yang bisa membuat kita tetap aman, namun bukan berarti jarak ini dapat memisahkan ikatan batin dan jiwa sosial kita. Karena kita hakikatnya selalu membutuhkan orang lain, dan tentu saja komunikasi.

Membutuhkan dan dibutuhkan, adalah hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Apalagi di tengah pandemi dan di bulan Ramadhan seperti ini. Kebaikan Ramadhan dari orang-orang baik dan yang menjadi mendadak baik selalu ditunggu kehadirannya oleh orang-orang yang membutuhkan uluran tangan. 

Karena kebaikan di bulan Ramadhan bisa memiliki nilai yang lebih dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Banyak korban bergelimpangan akibat pandemi corona yang merajalela, khususnya di Indonesia negara kita sendiri. Siapa yang tidak tahu, akibat pandemi ini ada begitu banyak keluarga yang mendadak miskin, medadak di-PHK, mendadak banyak hutang, mendadak kekurangan dan serba serbi lainnya.

Sebagai umat Muslim yang baik, meski dalam keadaan yang sama-sama kekurangan, sama-sama menjadi salah satu orang yang berubah menjadi "dadakan" seperti di atas akan terasa lebih menyenangkan dan bahagia ketika kita bisa dan berusaha untuk berbagi kebaikan. Kebaikan sekecil apapun itu, dengan siapa pun itu, maka bisa bernilai ibadah untuk diri kita sendiri. 

Kebaikan yang dimaksud disini contohnya adalah memberi makanan atau minuman untuk berbuka kepada orang yang berpuasa. Betapa bahagianya apabila orang yang sedang berpuasa ini adalah salah satu yang menjadi "dadakan" akibat pandemi corona dan ia mendapatkan kebaikan dari sesamanya.

Bahkan Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam pun pernah bersabda;

"Barang siapa memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan ganjaran sebanyak ganjaran orang yang berpuasa itu, tidak kurang sedikitpun." (HR. Tirmidzi) (Sulaiman Rasjid;1976).

Dalam riwayat yang lain pun disebutkan ketika Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam ditanya mengenai kesunahan yang bisa dilakukan ketika di bulan Ramadhan sehingga dapat bernilai kebaikan dalam beribadah, yaitu;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun