Mohon tunggu...
EVA SUSANTY
EVA SUSANTY Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawati

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apa Khabar Dian

31 Oktober 2023   11:05 Diperbarui: 31 Oktober 2023   11:14 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa Khabar Dian

Apa Khabar Dian? Sudah lama aku tak bertemu dengannya, sejak Dian pindah kantor ke daerah Mampang Jakarta Selatan, sejak itulah kami belum bertemu lagi sampai sekarang ini. Capek rasanya kubayangkan Dian setiap berangkat dan pulang kerja harus selalu berjibaku dengan pengendara lain di jalan raya dari Bekasi sampai Mampang. Tubuhnya yang ramping harus sigap mengendalikan kendaraan roda dua yang dinaikinya.

Di suatu waktu yang aku lupa kapan tepatnya, Dian bercerita padaku kalau hubungan cinta dengan kekasihnya yang seorang anggota TNI itu sudah berakhir. Sang kekasih mendua hati dengan gadis lain.

Kucermati dengan seksama isi curahan hatinya, tersirat ada rasa nyeri yang begitu dalam yang sedang dia rasakan, ada banyak air matanya yang berderai tiap kali mengingat penghianatan itu, ada sebuah harapan indah yang terhempas dan kandas, walau ini bukan akhir dari segalanya.

Dan yang membuat kuterenyuh dari ceritanya, sang ayah pernah menanyakan bagaimana hubungan dia dengan kekasihnya. Sekuat hati dia berkata "aku udah putus pak, dia selingkuh".

"yang sabar ya, nak" sepotong kalimat pendek ayahnya memiliki arti yang dalam buat Dian. Sang ayah pasti tau luka hati yang sedang dirasakan anak gadis bungsunya ini, ayahnya pasti tau kalau anak gadisnya ini sering terisak di setiap malam, dan sang ayah ingin menyampaikan pesan yang tak terucap "kamu harus kuat menjalani kehidupan ini, nak".

Dian adalah dian, sebuah cahaya kecil dalam gelap, sinarnya yang temaram mampu menyinari gelap yang hitam pekat, mampu menyinari dirinya sendiri untuk tetap kuat, kuat menjalani putaran roda nasibnya, yang terus bergulir mengikuti waktu dan suatu saat nanti pasti akan bertemu dengan satu titik, titik bahagia yang begitu didamba, yang selalu terlantun dalam setiap do'a.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun