ketika hujan belum berhenti, diri menepi di bawah atap emperan toko, melindungi badan dari guyuran air hujan, yang terasa sedikit sakit mengenai kulit,
tunggu ditunggu hujan tak juga berhenti, udara dingin mulai merayap, rasa lapar langsung menyergap, mencengkram kuat usus dan lambung, mampukah diri bertahan sebelum mual dari perut keluar,
diri terus diam mematung, menatap air hujan yang turun sambung menyambung, pikiran jauh terseret derasnya hujan, ketika tersadar kembali berharap semoga hujan cepat berhenti, agar perjalanan bisa dilanjutkan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H