Mohon tunggu...
Eusebius Purwadi
Eusebius Purwadi Mohon Tunggu... Konsultan - Advokat

Hello..nama saya Eusebius Purwadi. Saya bertempat tinggal di Kota Surabaya. Kehadiran saya di Kompasiana ingin banyak belajar dan pelajaran dari kawan-kawan yang tergabung dalam Kompasiana ini.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Jendral Hoegeng Pun Bangga

25 Maret 2010   18:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:12 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_102466" align="alignright" width="298" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas)"][/caption] Seperti yang sudah banyak komentar di media massa, bahwa terlepas benar atau tidaknya tindakan maupun ucapan Susno Duadji, minimal masyarakat masih dapat melihat pancaran sinar matahari di tengah mendung gelap institusi kepolisian. Dan pengungkapan Susno tentang adanya kebobrokan di tubuh kepolisian, selamanya tidak pernah menutup mata kebaikan masyarakat terhadap apa yang sudah dilakukan kepolisian dalam memberantas teroris dan narkoba. Tuduhan makelar kasus yang dilakukan Susno terhadap pejabat-pejabat polri yang terlibat di dalam makelar kasus perpajakan tidak akan pernah mematikan semangat polisi-polisi yang mengatur lalu-lintas di jalan-jalan dan polisi-polisi yang melakukan penyidikan terhadap kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga, kejahatan terhadap anak, pelanggaran hak asasi manusia, narkoba dan lain-lainnya. Jadi, tidak perlulah Hermawan Sulistiyo maupun Kostarius Sinaga overestimate atau underestimate terhadap persoalan susno ini. Persoalan makelar kasus yang diungkapkan oleh Susno sebenarnya biasa-biasa saja. Yang luar biasa sebenarnya adalah keberanian Susno yang hampir tidak dimiliki oleh pejabat-pejabat kepolisian dalam mengungkapkan adanya baunya busuk dalam tubuh polri. Memang betul, keberanian Susno mengungkapkan persoalan di tubuh polri tidak bisa dibandingkan dengan keberanian Jendral Hoegeng. Hoegeng berani mengungkapkan korupsi yang melibatkan kolega-kolega di lingkaran cendana, dimana beliau masih menjabat Kapolri. Tapi sebagai sebuah semangat dan keberanian tidak bisa ditentukan oleh kapan seseorang tersebut  belum menjabat, menjabat atau sesudah menjabat. Jadi, biarkankah semangat yang coba dipancarkan oleh Susno berkembang seiring dengan perkembangan waktu. Dan saya yakin, kalau Jendral Hoegeng masih hidup, ia pun akan bangga melihat tindakan susno. Kalaupun ada yang menilai tindakan susno sebagai "maling teriak maling", maka hal itu merupakan kemajuan besar bagi pemberantasan mafia hukum dan peradilan khususnya dan korupsi pada umumnya. Jika para jendral yang dituduh Susno terbukti melakukan mafia hukum dan sebaliknya jika Susno juga terbukti melakukan hal yang sama, maka masyarakat Indonesia dan institusi kepolisian tidak pernah dirugikan. Justru, di sinilah mulainya seleksi alam dan masyarakat untuk menilai siapakah yang layak menjadi pejabat-pejabat kepolisian. Saya yakin, kepolisian tidak pernah kehabisan untuk mendapatkan perwira-perwira yang mempunyai dedikasi, jujur, tidak korups dan profesional. Cuma, sistem saja yang selama ini menutup pintu-pintu bagi polisi yang jujur dan mempunyai dedikasi. Kalaupun sistem kepolisian bagaikan mendung hitam yang menyelimuti bumi, minimal kita masih dapat menikmati hangatnya sinar matahari yang tertutup mendung hitam tersebut. Kita berharap, langkah berani yang dilakukan oleh Susno dapat diikuti oleh orang-orang yang duduk dalam lingkaran penegak hukum dan birokrasi, seperti di Kejaksaan, KPK, Imigrasi, Kantor Pajak dan lain-lainnya. Pemberantasan korupsi di Indonesia hanya akan efektif, jika orang orang yang ada di dalam tubuh institusi penegak hukum dan birokrasi berani mengungkapkan kebobrokan di dalam institusinya. Dan tampaknya, peranan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk melindungi saksi-saksi yang mengungkapkan adanya kebobrokan institusi menjadi sangat penting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun