Mohon tunggu...
Eunnike Adelina
Eunnike Adelina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menyukai hal-hal yang beraifat baik dan manis.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kota Baru, Kalimantan Selatan

21 Juni 2022   13:20 Diperbarui: 21 Juni 2022   13:31 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit vektor seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria mempunyai kesamaan, yaitu penyakit yang pada umumnya berada di wilayah tropis dan sub-tropis yang penularannya ditularkan dari seekor nyamuk kepada manusia secara sederhana berupa gigitan nyamuk. 

Jenis nyamuk yang sudah dikenal lama membawa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah nyamuk Aedes aegypti dengan ciri tubuh nyamuk bercorak belang-belang hitam putih pada tubuhnya, corak ini seperti corak warna hewan zebra.

Umumnya, entah pria ataupun wanita yang terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki ciri yaitu badan demam tinggi, cenderung sakit kepala, mual, hingga nyeri di beberapa bagian tubuhnya serta penurunan kadar trombosit. 

Jika banyak orang yang terjangkit bahkan Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi wabah di Kota Baru, Kalimantan Selatan, sangat disayangkan karena mengingat tenaga kesehatan yang tidak sepenuhnya merata tersebar di Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan, dan fasilitas yang dikuatirkan tidak mampu menampung seluruh pasien Demam Berdarah Dengue (DBD).

Untuk memerangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), kita perlu kompak dan ulet untuk melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif. 

Upaya-upaya seperti fogging dirasa kurang cukup, perlu dipakai strategi sederhana seperti Gerakan 3M yang mengandung unsur menguras tempat atau calon sarang nyamuk Aedes aegypti, menutup wadah-wadah seperti kendi, guci, ember guna nyamuk tidak masuk ke dalamnnya, dan mengubur barang ataupun benda yang tidak digunakan lagi.

Inovasi terbaru seperti Teknik Serangga Mandul (TSM) pada nyamuk jantan juga tergolong efektif meskipun tidak semua penduduk mengetahui cara pengembangannya. Inovasi ini bertujuan untuk menurunkan populasi nyamuk di suatu wilayah dengan angka kasus bDemam Berdarah Dengue (DBD) yang tinggi dengan cara menyebarkan nyamuk jantan yang “mandul” ke lingkungan.

Hal seperti Gerakan 3M, fogging, dan Teknik Serangga Mandul (TSM) sudah patutnya disosialisasikan kepada masyarakat mulai dari lingkungan pendidikan seperti Sekolah Dasar (SD), lingkungan sosial seperti RT & RW, serta sosialisasi juga dapat disebarkan melalui iklan di televisi juga di beberapa media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun