Makassar ke perbatasan kota Makassar. Secara pribadi itu cukup menyenangkan bagi saya apalagi tempat kerja jadi lebih dekat dari rumah. Tapi saya mulai kesusahan dengan teman-teman, komunitas, dan gereja saya yang dulu, bisa dikata ujung pukul ujung jika ingin bertemu dengan mereka, belum lagi banyak titik kemacetan yang harus saya lalui jika ingin berkendara roda dua yang mengarah ke pusat kota. Akhirnya, kebiasaan hangout, ngumpul-ngumpul dll sebagainya mulai berkurang kadarnya. Sebenarnya bagus sih, tapi sepi juga rasanya, tidak ada hiburan sama sekali di sudiang hahahaha...
Akhir 2020 lalu, kami pindah rumah dari pusat kotaOkelah, Hampir dua tahun saya mulai beradaptasi jadi warga yang rumahnya terletak dipinggir Tol kota Makassar yang mana pagi-sore berangkat kerja., suka jajan sayur di pasar, suka jajan gorengan, suka beli ini itu. Dan kamu tahu? Ternyata banyak hal yang menyusahkan tinggal dipinggir tol Kota Makassar, mau tahu? Dengar saya curhat ya..
Pelanggar Lalu Lintas Paling Tidak Berakhlak di Dunia Hahaha
 Jalan di pinggir tol sebenarnya hanya satu jalur, tapi banyak sekali pengendara sepeda motor, bahkan mobil yang tidak takut melawan arus, tidak takut bahaya, apalagi sama petugas lalulintas. Awal kami pindah saya terheran-heran melihat mereka di simpang 5 airport hasanuddin. Sudah nampak ada Polisi yang mengatur lalu lintas masih saja berani untuk menerobos arus.Â
Paling tidak berakhlaknya lagi, mereka yang melanggar, mereka yang menguasai jalan, mengklakson paling panjang dan lampu kendaraanya paling jreng menyiksa di malam hari. Betul-betul meresahkan ya kalian. hahaha
Kondisi Jalan Rusak dan Berlubang
Anda yang pernah melintas di pinggiran tol kota Makassar pasti tahu keadaan jalannya; kecil, jelek dan berlubang akibat sering dihantam kendaraan besar seperti truk tronton dan sejenisnya. Paling berbahayanya lagi ketika musim hujan tiba, sulit untuk membedakan mana genangan air dan mana kubangan yang berisi air. Wkwkwk jika tidak berhati-hati maka terperosok lah anda.
Jadi bisa dibayangkan ditengah kondisi jalan yang rusak parah dan berlubang, jalan kecil dan sempit harus dibagi dengan para pengendara lain yang melawan arus. Jadi harus ekstra hati-hati ya guys.
Sering Terjadi Insiden Truk Peti Kemas yang Terbalik atau Menabrak
 Melihat pelabuhan kita dekat dengan Tol, kemudian banyak area pergudangan yang berlokasi di sekitar pinggir tol ir.sutami, tentu banyak kendaraan besar seperti truk, tronton dan sebagainya yang beraktivitas dijalur ini. Ngeri-ngeri sedap juga berkendara bersebelahan dengan truk tronton, berpapasan dengan pengendara melawan arus, ditambah dengan medan jalan yang rusak dan berlubang.
Ini paling mengerikan sekali sih menurut saya, banyak insiden yang melibatkan Truk Peti Kemas, bahkan truk-truk besar lainnya yang saya lihat langsung di perjalan pulang ke rumah tiap harinya. Entah itu terbalik dibadan jalan, menabrak pembatas tol bahkan mogok di tengah jalan.
Jadi selama tinggal 2 tahun di sini, saya cukup ahli membaca keadaan. Kalau terjadi kemacetan panjang di exit tol sepulang bekerja berarti adalagi insiden kecelakaan yang terjadi.
Harus Mutar Jauh Jika Punya Kepentingan di Luar
 Ini salah satu alasan kuat mengapa masyarakat yang tinggal atau bekerja di sekitaran pinggir Tol Kota Makassar memilih untuk melawan arus, karena jarak terowongan berikutnya untuk memutar dianggap jauh sekali dibandingkan jika  melanggar sedikit kearah sebelumnya.
Contohnya Saya ya guys: Yunike tinggal di Perumahan Pattene, ingin membeli sayur di pasar Mandai yang dekat airport itu. Saya pakai motor ngak sampai 5 menit sampai. Sesudah berbelanja sayur saya pulang kerumah itu harus mutar arah di terowongan Baddoka dan itu lumayan jauh. Makanya orang-orang kadang memilih untuk melanggar di bundaran Airport, karena lebih dekat beloknya.