Mohon tunggu...
Eunike Pakiding
Eunike Pakiding Mohon Tunggu... Administrasi - Kuli Kopi yang Suka Menulis

Ingat, Pena lebih kuat dari Pedang || Calamus gladio fortior

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masuk Jadi Buta, Keluar Jadi Bisu

18 Mei 2019   12:37 Diperbarui: 2 Juli 2021   00:51 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masuk Jadi Buta, Keluar Jadi Bisu (Sumber gambar: https://www.coverbuilder.co.uk )

Ketika ingin Bertamu atau berkunjung ketempat kediaman orang lain pasti selalu ada alasan yang mendasari niat kita itu, baik hanya untuk sekedar bersilahturahmi, atau dapat undangan dari tuan rumah, atau karena ada urusan dan keperluan yang harus dibicarakan. Maka sebelum datang bertamu kerumah orang lain sudah menjadi kebiasaan kita menerapkan etika ketika bertamu bukan?

Bapak saya sering bilang: "Nak, kalau kerumah orang lain itu lihat waktu yang tepat, jangan sampai kedatanganmu mengganggu waktu istirahat mereka" Itu salah satu hal yang selalu orang tua saya ajarkan ketika hendak bertamu kerumah orang lain.

Saya ingin berbagi sebuah pengalaman, pernah suatu hari dirumah kami terjadi kesalahpahaman sehingga menyebabkan sedikit masalah (cekcok), yah namanya juga rumah tangga kan ya pasti ada ribut-ributnya, istilahnya masalah itu mendewasakan setiap keluarga. 

Baca juga : Lebaran di Rumah Saja, Biar Parselku yang Bertamu

Nah, kebetulan waktu itu ada tante yang tinggal menginap di tempat kami. Waktu orang rumah lagi cekcok, tante ini diam saja dan memilih untuk tidak ikut campur. Ini tentunya baik, karena itu juga bukan urusannya.

Kemudian setelah seminggu, kami dapat telpon dari keluarga di kampung menanyakan kabar kami dan diakhir dia menceritakan kalau tante ini lapor kalian dirumah habis cekcok ya? 

Wah, ya ampun masak masalah seperti ini diceritakan juga sama keluarga di kampung? Orang rumah berantem hanya rebutan remote TV (ilustrasi) perlu dilapor sama keluarga yang lain?

Di sinilah etika bertamu perlu diterapkan berulang-ulang kepada siapapun, baik anak-anak hingga kakek nenekpun. Yang kami tahu, kami juga salah karena kami rebutan remote TV (ilustrasi) disaat lagi ada tamu, tapi ini bukan disengaja hanya kesalahpahaman kecil saja dan ini akan jadi pembelajaran yang sangat berharga buat kami kedepannya.

Baca juga : 10 Adab Bertamu yang Tidak Boleh Diabaikan

Dan pembelajaran lainnya, ketika kamu bertamu dan mendapati keadaan tuan rumah dengan masalahnya, bisakah itu jadi konsumsi kita saja? Bisakah kita masuk dalam keadaan buta dan keluar dalam keadaan bisu?

Debu yang banyak menempel di kaca jendela, halaman yang masih berserakan sampah, sarang laba-laba yang belum sempat dibersihkan, hingga minuman yang disajikan sedikit hambar karena persediaan gula mereka habis adalah cerita yang cukup kita sendiri yang tahu. Tidak usah jadi pendongeng yang menceritakan cerita yang sama kepada orang lain. Apa untungnya bagi kita jika orang lain tahu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun