Mahasiswa merupakan salah satu target Perubahan, karena diusia-usia seperti itu adalah masa menjajahi dunia, selukbeluknya dan Next Future. Mahasiswa pasti sudah punya modal di otaknya masing-masing, apalagi jika bicara soal keberanian? Sudah mulai berani jadi pimpinan sidang, sudah mulai berani jadi ketua di organisasi kemahasiswaan, sudah mulai berani pacaran dengan 3 Wanita/Pria, bahkan sudah mulai berani menyakiti hati anak orang, bukan begitu?
Sebenarnya, Apa sih itu Mahasiswa? Seorang Manusia yang mencari Ilmu di perguruan tinggi agar bisa sukses kelak. Awal hakekatnya adalah baik, tetap memegang komitmen awal pada orang tua, bahkan sampai merantau untuk mencari ilmu setinggi mungkin. Juga, backingan dan Sponsordana dari orang tua terus mengalir disaat tiba waktu pembayaran SPP, terus Mahasiswa? Sudah kah anda belajar dengan baik disana?
Melihat fakta, ada dari mereka yang bergelar "Mahasiswa" memang betul-betul menunjukkan prestasinya tapi ada juga yang jauh 360 derajat jauh melenceng dari komitmen awalnya. Dan Faktor utama dari perubahan itu adalah Pergaulannya. Ketika masuk dia biasa-biasa saja, tapi melihat fashion teman-temannya "kekinian"dia pun tidak mau ketinggalan. Dulu awal masuk, jika mau makan harus masak sendiri di kosan karena katanya harus berhemat uangkan masih minta dari orang tua. Sekarang, sudah mulai nongkrong di caf atau restoran yang mahal karena teman-teman kuliahnya semua pada makan disitu. Kalau ditraktir mah ngak masalah, tapi kalau ngak punya uang terus memaksa ikut gaya teman ala sosialita padahal itu Social Climber kasihan orang tua di kampung, dikiranya anaknya di kota belajar baik-baik ternyata malah kelayapan.
Masalah sosial seperti ini yang harus lebih dipahami. "Saya datang disini untuk kuliah, bukan untuk hura-hura", coba pikirkan orang tua di kampung, coba kenali diri kita "siapa saya?" Bob sadino mengatakan: BERGAYALAH SESUAI ISI DOMPETMU "Yang beneran punya, nggak akan banyak bicara seperti mereka yang berlaga SOK PUNYA."
Sama dengan curhatan seorang teman saya di media sosial, dia menuliskan: "Mama tidak pernah beli pizza, ayam goreng, pakaian mahal dan fasilitas trendi. Yang Mama sering beli itu susu, tomat, cabe, tamarillo, markisa, tempe, tahu, dan paling sering beras karena Mama mau saya sehat, bukan KEKINIAN", Tulisnya yang kebetulan juga seorang Mahasiswa yang datang ke kota orang untuk menuntut Ilmu.
Membaca, memahami dan mencerna lebih dalam statement tersebut, saya rasa cocok untuk menyadarkan Mahasiswa Masa Kini apalagi yang tinggal jauh dari orang tua. Mengapa menyadarkan? Mahasiswa dulu dan sekarang katanya beda, Ya... tidak bisa dipungkiri karena bumi terus berputar, roda zaman pun pasti akan ikut, dengan kemajuan teknologi semua berubah. Mahasiswa pun tidak mau ketinggalan zaman, jika anda melihat generasi X,Y,Z tampil di kampus dengan ciri khasnya masing-masing itulah "Zaman".
Pahami bahwa teman-teman kampusmu tampil ala sosialita itu karena mereka difasilitasi secara lengkap oleh orangtuanya, jadi untuk menghambur-hamburkan uang tidak akan jadi masalah. Tapi untuk kita yang tujuan awalnya datang kuliah? Mungkin terlihat berlebihan, kecuali memang orang tua di kampung memang berada, Kalau tidak? Kasihan... itu yang harus di pikirkan. Orang lain mau kuliah tapi tidak punya uang, sementara anda disini menyia-nyiakan pendidikan anda.
Jika tiap hari kita ikut dengan teman-teman yang sosialita makan di resto, nongkrong di caf sepanjang hari, tidur ngak karuan, cara berpakaian sudah mulai terbuka nanti kalau masuk angin bisa sakit kan? makanya sekarang pilih sehat atau kekinian?
Pilihan ada ditangan kita masing-masing. SAVE MAHASISWA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H