Mohon tunggu...
Eunike Crismatea
Eunike Crismatea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Hobi menyanyi, berenang, bermain musik, memasak, membaca buku dan lain lain.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Luka yang Mendalam: Dampak Miscarriage terhadap Kesehatan Mental Orang Tua

24 November 2024   20:10 Diperbarui: 24 November 2024   20:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miscarriage (Sumber: healthjade.com) 

   Miscarriage atau keguguran adalah suatu keadaan dimana bayi lahir mati. Secara global, sebanyak 26% ibu hamil mengalami keguguran atau kematian janin yang terjadi secara mendadak sebelum usia 28 minggu kehamilan. Risiko keguguran meningkat sekitar 20% setelah satu kali keguguran dan 28% setelah dua kali keguguran berturut-turut. Angka ini meningkat menjadi 43% bagi wanita setelah tiga kali atau lebih keguguran berturut-turut. Meskipun penyebab keguguran ini banyak, penyebab keguguran pada keguguran pertama atau kedua jarang diselidiki dan seringkali tidak diketahui.

   Hal ini merupakan pengalaman emosional yang menyakitkan dan kompleks bagi banyak orang tua yang mengalami hal ini. Meskipun sering dipandang sebagai isu medis, namun dampaknya sangat melampaui aspek fisik, memengaruhi Kesehatan mental hingga emosional secara signifikan. Dalam artikel ini, akan membahas tentang bagaiamana miscarriage dapat memengaruhi Kesehatan mental orang tua dan juga seberapa pentingnya dukungan dalam menghadapi situasi ini.

   Misscarriage dapat memicu berbagai reaksi emosional yang berbeda-beda pada setiap individu. Bagi banyak orang tua, keguguran bukan hanya kehilangan janin tapi juga harapan, Impian, dan rencana masa depan bersama anak yang belum lahir tersebut. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kesedihan yang mendalam. Tidak sedikit juga orang tua yang merasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri atas keguguran tersebut. Meskipun secara medis penyebab keguguran sering kali tidak bisa dihindari, pemikiran seperti “Seharusnya aku tidak begini” atau “Mengapa harus seperti itu?” sering kali menghantui.

   Penelitian menunjukkan bahwa miscarriage dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan, terutama pada ibu. Yang sering kali menjadi sumber kecemasan adalah ketakutan akan kehamilan berikutnya atau keraguan terhadap kemampuan tubuh mereka. Keguguran ini juga dapat menyebabkan gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

   Hal-hal diatas membutuhkan dukungan yang kuat, baik dari keluarga, teman, maupun professional Kesehatan. Mendengar dan mengakui perasaan orang tua tanpa menghakimi sangat penting untuk membantu mereka merasa didukung. Konseling seperti terapi berbasis pendekatan seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) juga dapat membantu mengatasi depresi atau kecemasan. Mendorong orang tua untuk merawat diri, jalan-jalan ataupun berbelanja juga sangatlah penting untuk menghibur kondisi orang tua. Aktivitas seperti meditasi, olahraga ringan atau hobi dapat membantu meredakan stress.

   Keguguran merupakan pengalaman yang menyakitkan, baik secara psikologis maupun fisik. Sangat penting bagi masyarakat umum untuk memahami dampak emosionalnya dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi mereka yang mengalaminya. Dengan lingkungan yang sesuai, proses belajar dapat dipermudah, dan siswa dapat belajar menerima tantangan ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

   Dukungan emosional bukan sekadar perasaan; itu adalah kebutuhan bagi mereka yang mengalami kesulitan ini. Jika Anda atau seseorang yang dekat dengan Anda mengalami keguguran, ketahuilah bahwa Anda tidak sendirian dan bahwa selalu ada dukungan yang tersedia.

REFRENSI

Klu D. Multilevel analysis of factors predicting pregnancy loss experiences among pregnant

women in Ghana: a further analysis of nationally representative data. Glob Reprod Heal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun