Hallo nama saya Eunice. Ini tulisan pertama saya di Kompasiana. Sudah beberapa lama saya 'berseliweran' di Kompasiana, namun baru sekarang ini saya berani mengirimkan sebuah tulisan. Habis tulisan di sini keren-keren sih, membuatku 'keder', agak gemetaran gitu.
Namun saya sudah mengirim tulisan-tulisan di websites selama beberapa tahun. Saya memang gemar menulis. Tulisan saya tidaklah istimewa amat, menurut saya, namun tetap saja saya tidak bisa berhenti menulis. Artikel-artikel pendek dengan gaya 'to the point' mendominasi ragam tulisan yang pernah saya buat. Saya menulis sejak SD, karena tugas dari guru. Saya coba kembangkan sampai suatu saat si usia 16 tahun saya senang sekali karena sebuah artikel saya dimuat oleh sebuah majalah. Namun tahun-tahun berikut walau satu-dua tulisan masih dimuat di majalah dan dapat honor, saya merasa tersisih. Tidak mudah jadi penulis 'freelance' di media cetak. Rasanya sia-sia saja saya susah payah menulis, dan mungkin tahap berikutnya adalah keranjang sampah editor.
Beruntung ada media yang namanya internet. Sejak mengenal internet saya terkagum-kagum oleh kesempatan-kesempatan yang diterbitkan olehnya. Luar-biasa sekali, menjungkir-balikkan kehidupan sebagian manusia termasuk saya. Rasanya saya sudah tidak bisa hidup tanpa internet.
Content writer adalah profesi yang tiba-tiba saya dapat gara-gara saya suka menulis di internet. Banyak websites yang memberi kesempatan kepada kita yang bukan siapa-siapa (kecuali penulis-penulis Kompasiana yang sebagian besar jurnalis handal 'beneran') untuk mengirimkan tulisan ... dan yang terpenting .... DIMUAT! Sebut website seperti Kolom Kita yang pernah jadi bagian dari Kompas, Teman saya menerbitkan Baltyra yang menurutku bagus sekali. Juga banyak blog-blog termasuk kita bisa membuat blog sendiri. Hore... kita bisa menulis dan tulisan kita dibaca orang (jadi norak nih).
Bahkan dibaca orang di seluruh dunia. Tidak main-main. Dua tahun ini saya menulis di sini. "Earn recognition, friend and money" begitu yang saya tangkap pada awalnya. Terus terang yang menarik perhatian saya adalah yang terakhir: money. Enak juga kalau kita bisa dapat duit selagi menulis (pekerjaan yang kita sukai). Tentu Saudara-Saudara di sini sudah banyak tahu tentang websites-websites yang menawarkan sejumlah imbalan untuk tulisan kita. Di sini saya hanya ingin menceritakan pengalaman saya selama menulis di webite ini. Saya mengetahuinya dari suatu iklan. Saya langsung daftar, soal menulis atau tidak nantinya itu urusan belakang. Awalnya saya mengirimkan tulisan dalam bahasa Indonesia. Diterima 4 artikel (dari 6 yang saya kirimkan), namun setelah beberapa waktu tidak juga dimuat. Ternyata mereka belum punya website dalam bahasa Indonesia karena mereka mengharap ribuan artikel bahasa Indonesia masuk dulu sebelum menerbitkan website bahasa Indonesia. Terpaksa saya mencoba menulis dengan bahasa Inggris. Ditolak mentah-mentah karena grammar buruk. Saya putus asa, enggan mengirimkan tulisan lagi.
Sebulan kemudian mereka mengirim email. Menyemangatiku untuk menulis lagi. Kebetulan aku sedang bercakap-cakap dengan teman lewat email tentang bagaimana mengurangi rasa iri. Aku 'inggriskan' percakapanku lalu aku kirimkan. Sambil iseng mengirimkan sebuah puisi. Aku pikir menulis puisi (walau pastinya bukan yang berbobot) dalam bahasa Inggris lebih mudah bagiku (karena tidak usah memikirkan grammar yang menjadi 'momok' buatku). Dua-duanya dimuat. Senang sekali aku, walau segera dikejutkan oleh pendapatan yang aku terima. Satu sen, Saudara-Saudara, begitu sedikitnya. Namun aku tidak lagi putus asa, akau kirim terus artikel demi artikel. Walau sering juga ditolak, akhirnya sen demi sen berubah menjadi dolar. Puluhan dolar sudah aku dapatkan dan aku yakin segera berubah jadi ratusan dolar. Semua ada seninya.
Walau demikian aku masih meradang mengetahui seorang teman dari Filipina (benar dari website ini kita bisa dapat teman seperti yang dijanjikan) meraup jauh lebih banyak dariku. Tahun lalu dari sini saja dia dapat lebih dari 15 juta rupiah (dari sekita 100 artikel yang dimuat), belum dari website lainnya. Mungkin ini bisa memacuku. Tulisan seperti apa yang dibuatnya, bagaimana cara dia mendapat banyak 'view' untuk tulisan itu. Seorang teman yang lain, dari U.S.A., meraup 5 juta lebih untuk salah satu artikelnya. Bayangkan kalau dia punya seratus artikel semacam itu.
Yang jelas aku tidak akan berhenti jadi content writer. Berbagi pendapat, informasi, opini, uneg-uneg, pengalaman ... semuanya membuat hidup kita lebih berarti. Uang hanyalah tambahan, walau bisa juga dijadikan alasan untuk dikejar. Ada cara-cara tertentu walau ujung-ujungnya semua hanya bisa terjadi lewat kerja keras. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda yang ingin jadi content writer. Salam sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H