Sekarang walau pekerjaanku tetap yang utama dan ada toko online yang sesekali menyita waktu dan perhatianku, namun membaca dan menulis tetap tidak bisa aku hapus dalam hidupku. Bertahun-tahun ini, kebanyakan tulisanku ada di media online, termasuk beberapa (sangat sedikit jumlahnya) di Kompasiana ini. Di tulisan panjang yang dimuat secara online beberapa tahun yang lalu, ada pro dan kontra dari berbagai negara yang aku dapatkan. Pujian dan kritikan aku dapatkan. Seorang warga Singapura kenalanku (dengan anehnya) berusaha keras meyakinkanku bahwa tulisan karyaku itu sebenarnya bukan apa-apa, bukan karya yang hebat. Namun itu tidaklah membuatku surut. Kata-katanya membuatku tersenyum ketika aku menyebut diriku sendiri sebagai penulis. Namun nyatanya aku telah menulis adan tulisan itu ada. Buku dan kegiatan membaca akan membuatku menjadi penulis yang lebih baik. Aku yakin itu.
Bahwa dunia online telah membuat orang berpaling dari buku, itu tidak bisa dipungkiri. Tetapi kenikmatan membalik-balik halaman kertas, bagiku itu melebihi memelototi layar yang berisi huruf-huruf yang timbul karena kekuatan listrik atau baterai. Jadi seperti pada masa kecilku, dengan buku di tangan, aku mencari kursi atau kasur yang empuk dan nyaman, dengan penerangan yang baik, mungkin dengan meja kopi di samping, mungkin dengan biskuit lezat, ditambah dengan minuman panas di hari hujan atau minuman dingin di hari yang panas, buku siap menerbangkanmu ke alam mimpi, memberimu segudang informasi baru yang dapat kaupertimbangkan saat mengambil keputusan, membuatmu berpikir kritis, mengajarkan ketrampilan baru atau dalam kasusku, tiba-tiba hasrat untuk menulis timbul. Buku akan kembali menunjukkan kekuatannya. Dan akan selalu begitu selama waktu masih bergulir di kehidupan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H