Kepuasan Kerja Pendidik di Lembaga Pendidikan
Euisy Dwi Nur Fadhilah (Mahasiswa S2 Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung)
Meningkatkan motivasi kerja karyawan merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi prestasi kerja karyawan yang juga akan mempengaruhi efektivitas lembaga. Kepuasan kerja merupakan kondisi yang menunjukkan tingkat kepuasan seseorang terhadap hasil kinerjana yang telah mencapai tujuan atau sesuai dengan apa yang ditargetkan. Ketidak puasan yang dirasakan oleh karyawan dapat diekspresikan dan ditunjukkan oleh karyawan sehingga berdampak pada jalannya lembaga. Dilihat dari aspek psikologis, berperan dalam menilai kesejahteraan, kebahagiaan dan kenyamanan karyawan, menemukan dan membentuk budaya organisasi yang tepat untuk diterapkan dalam lembaga. Oleh karena itu pengelolaan SDM khususnya dalam hal kepuasan kerja merupakan bagian dari psikologi organisasi. Begitupun di lembaga pendidikan, seorang kepala sekolah harus terus memperhatikan tingkat kepuasan kerja SDM nya, mengidentifikasi kebutuhan serta kondisi SDM di lembaganya.
Pertama: Memberikan Fleksibilitas
Salah satu peran manajerial suatu lembaga dalam meningkatkan kepuasan kerja karyawannya yakni dengan menerapkan kebijakan atau peraturan yang terkesan kaku dalam artian kebijakan yang fleksibel. Langkah ini menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan kepuasan kerja, contohnya seperti kebebasan mendekorasi meja kerja, kebebasan dalam manajemen kelas dan proses pembelajaran di kelas. Hal ini dapat meningkatkan kreatifitas serta inovasi pengajar dalam mengajar di kelas.
Kedua: Membantu Mengurangi Stres
Stres kerja juga dapat terjadi akibat sulitnya akses perjalanan dari rumah menuju tempat kerja, seperti terjebak kemacetan, minimnya akses jalan yang nyaman dan aman, atau seperti dipelosok desa perjalanan menuju sekolah yang masih harus menyebrangi sungai dan jalanan terjal. Untuk menningkatkan kinerja, pihak manajemne sekolah dapat turut membantu memberikan solusi-solusi atas kendala yang dialami oleh karyawannya.
Ketiga: Mendesain Waktu Kerja Lebih Efisien
Desain waktu kerja yang lebih efisien dapat membantu dan memudahkan kinerja para pengajar, misalkan strategi dalam menentukan jam masuk dan pulang kerja. Strategi dalam menentukan sistem serta jadwal pelajaran. Hal-hal ini penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan.
Keempat: Membangun Komunikasi yang Baik
Komunikasi yang baik antara pimpinan dengan bawahan ataupun sesama rekan kerja dapat menumbuhkan suasana serta budaya organisasi yang baik dan nyaman. Sosialisasi antar rekan kerja dapat menumbuhkan motivasi serta kepuasan kerja yang berdampak pada kualitas kinerja.
Kelima: Mendukung Kesehatan SDM