Mohon tunggu...
Euis Kurniawati
Euis Kurniawati Mohon Tunggu... Guru -

Guru Matematika di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat \r\n------------------\r\n\r\n(My personal blog: http://ekmatika.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berapa Harga Diri Anda Bu Guru?

22 Agustus 2014   06:17 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:54 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14086382021544396318

Akhir tahun ajaran beberapa tahun yang lalu, sebuah SMS masuk ke ponsel saya dari nomor yang tak dikenal. Rupanya dari orang tua salah satu murid kelas IX yang baru saja lulus. Dialog yang terjadi kemudian masih meninggalkan jejak dalam ingatan saya hingga saat ini.

***********************************

Ortu X: “Saya orang tua si X, ibu wali kelasnya X kan?”

Saya: “iya benar, ada yang bisa saya bantu Pak/Bu?”

Ortu X : “X sekarang sudah kerja di Jakarta, jadi ijazahnya nanti tolong dititip di ibu saja ya.”

Saya : “Xbelum membubuhkan cap tiga jari di SKHUNnya, jadi mohon disempatkan waktu datang ke sekolah untuk melakukan cap jari.”

Ortu X: “Kan saya sudah bilang si X-nya sudah kerja jadi tidak bisadatang bu.”

Saya: “Kalau begitu saya tidak dapat menyimpan SKHUN punya X, selain takut hilang juga karena kebijakan di sekolah kami menentukan agar semua SKHUN yang tidak diambil sesuai waktu yang ditentukan disimpan oleh petugas di TU (Tata Usaha).Jadi nanti Bapak/Ibu silahkan menghubungi Pak Y (petugas TU) tersebut.”

Ortu X: “Tolonglah bu, saya sibuk sekali jadi tidak bisa ketemu langsung dengan ibu.”

Saya: “Bukannya saya tidak mau membantu, kalau SKHUN punya X saya simpan, tetap saja X harus datang ke sekolah untuk membubuhkan cap tiga jari kemudian melegalisirnya melalui petugas TU tersebut. Ini nomor handphone pak Y (0813xxxxxxxx)”

Ortu X: “Begini saja bu! Saya minta ijazah si X disimpan di Ibu, nanti ibu akan saya kasih uang sebagai tanda terima kasih.”

Saya: “Terima kasih atas kebaikan Bapak/Ibu yang mau memberi saya uang. Tapi maaf saya tidak dapat menerima uang yang bukan hak saya untuk menerimanya. Kalau Bapak/Ibu mau memberikan tanda terima kasih silahkan nanti kepada Pak Y saja. Mohon jangan menganggap semua guru itu mata duitan. Tidak semua guru seperti yang Bapak/Ibu kira.”

***********************************

SMS balasan dari orang tua X datang dua jam kemudian berisi permintaan maaf atas kata-katanya yang menyinggung harga diri saya sebagai seorang guru namun saya tidak membalasnya. Pada waktu itu saya merasa terluka atau lebih tepatnya mungkin shock.

Selama belasan tahun menjadi guru baru sekali ini saya temukan orang tua siswa yang saya anggap tidak sopan dan menggampangkan segala urusan dengan uang. Keterkejutan saya adalah jangan-jangan memang ada atau bahkan banyak guru yang mau diperlakukan seperti itu. Kedengarannya saya sangat naif.

Saya sering mendengar praktik pungli dikalangan guru, baik berupa upgradenilai maupun hal lain yang berkenaan dengan dunia pendidikan di sekolah, yang ujung-ujungnya diselesaikan dengan uang. Mungkin akan dicibir oleh orang yang pernah atau masih melakukan praktik pungli ataupun gratifikasi. Mungkin saja memang sudah biasa untuk kalangan tertentu. Namun saya sampai saat ini masih bersyukur masih memiliki rasa keterkejutan atas tindakan yang tidak terpuji.

Saya jadi berpikir, pernahkah mereka mengalami keterkejutan seperti yang saya rasakan. Kalau iya, kapankah itu? Apakah kini sudah tak terkejut lagi bahkan sudah kebal rasa karena sudah terbiasa?

Kembali ke kasus orang tua X tersebut, mungkin saja cara saya dalam mengkomunikasikan alasan tersebut yang tidak dimengerti olehnya. Mungkin juga karena saya kurang sabar dalam menghadapi orang tua siswa tersebut. Saya yang kurang sabar dalam menghadapi ketidakmengertian orang lain menyebabkan hilangnya kesempatan saya untuk “memberi tahu” bahwa tidak semua guru dapat dibeli harga dirinya dengan uang.

****** Tulisan ini dibuat sebagai peringatan bagi diriku, semoga selalu ingat.


“Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun