Mohon tunggu...
Eugerisha RK
Eugerisha RK Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN RDR 77

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potensi Warung Kelontong di Era Pandemi

14 November 2021   09:00 Diperbarui: 14 November 2021   09:09 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini kita dihadapkan dengan masa sulit Wabah Pandemi Covid-19. Dimana menyebabkan dampak di seluruh sektor masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak nya pembatasan yang diatur pemerintah untuk memperlambat penyebaran virus. Sehingga menyebabkan banyak orang yang menetap di suatu lingkungan dan memilih untuk tidak banyak mengambil resiko. Sehingga muncul problematika, Bagaimana seseorang mencari nafkah dengan segala keterbatasan ini?

Salah satu tetangga saya bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik swasta yang ada di kota. Setiap hari beliau harus berangkat pagi dan pulang petang dengan bis jemputan dari pihak pabrik. Beliau mengaku sulit untuk bekerja di masa pandemi, di samping intensitas penularan yang tinggi serta keberadaan anak yang bersekolah di rumah melalui daring dengan tanpa pendampingan.

Beliau juga mengaku takut untuk resign dari pekerjaan karena harus membiayai sekolah dan membiayai kebutuhan rumah sendiri. Untuk membuka bisnis pun beliau bingung jika nanti sudah terlanjur mendirikan usaha dengan modal yang banyak tp barang tidak laku. Dan posisi saat ini beliau tidak ada tempat lain untuk dijadikan lokasi usaha.

Dengan dilatar belakangi oleh masalah tersebut, Usaha Warung kelontong menjadi salah satu alternatif untuk memperkuat ekonomi mikro pada pandemi wabah Covid-19. Pasalnya warung kelontong bisa didirikan di rumah  dengan target konsumen di sekitar kita dan bisa dilakukan oleh siapa saja. Hal ini juga dikarenakan tingkat penduduk indonesia yang banyak, Sehingga target pasar di lingkungan terdekat pun lumayan berpotensi.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkapkan " Warung (tradisional) ini kekuatan ekonomi rakyat yang paling riil ". Dikutip dari industri kontan.com toko kelontong berkontribusi 69.3 Triliun / Tahun terhadap perekonomian mikro di indonesia. Bisa dikatakan toko kelontong adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Karena hingga saat ini tercatat pada data toko kelontong SRC terdpaat 3.6juta pedang toko kelontong yang ada di indonesia. Hal ini menjadikan toko kelontong sebagai jenis toko UMKM terbanyak yang digunakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Selain modal faktor fundamental membuka usaha, Pendirian toko kelontong mempunyai modal utama yang mudah yaitu adalah keramahtamahan serta ketekunan. Dengan modal utama ini perlu adanya pendekatan konsumen yang dilakukan secara terus menerus agar terjalinya loyalitas antara kedua belah pihak. 

Prospek usaha toko kelontong cukup baik. Hal ini dikarenakan meningkatnya kebutuhan di masa pandemi seperti kebutuhan pokok dan kebutuhan rumah tangga, Serta adanya pembatasan-pembatasan daerah yang menyebabkan orang akan memilih toko terdekat demi memenuhi kebutuhan. Hanya bermodalkan etalase/rak untuk memajang barang dagangan. 

Serta tekhnik manajemen yang hanya dibutuhkan Dibutuhkan kejelian bagi sang pelaku bisnis untuk membuat daftar khusus guna mencatat hal-hal penting seputar usaha toko kelontong yang tengah dijalankan. Sehingga toko jenis ini tergolong mudah untuk pemula yang memulai bisnisnya dirumah pada musim pandemi Covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun