Mohon tunggu...
Eudocia Adriani
Eudocia Adriani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

WN Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Bisnis Unik "Kutakatik"

30 September 2012   06:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:28 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_215391" align="aligncenter" width="300" caption="Hasil Karya Anak-anak Kompasianers Peserta Get Urbanized"][/caption] Berkreasi dengan barang-barang yang ‚tak terpakai’ atau barang bekas, mungkin sudah pernah kita lakukan bersama anak-anak untuk mengisi waktu luang. Namun rasanya tak banyak yang menjadikan kegiatan positif tersebut sebagai  ‚ladang’ usaha, seperti yang dilakukan oleh kakak beradik Rayya dan Kyra, pemilik Kutakatik Art and Craft.

Kepada Kompasianers dalam acara „Get Urbanized VI Bersama Kutakatik Art and Craft“, Minggu, 23 September 2012 lalu, Rayya mengungkapkan bahwa usaha ini diawali dari kegemaran Rayya dan Kyra mengkoleksi kotak-kotak bekas sereal dan bungkus makanan unik sejak kecil. Hingga suatu saat, ketika berbagai kemasan yang mereka kumpulkan semakin memenuhi ruang tidur, Rayya dan Kyra pun mulai memikirkan, apa yang akan mereka lakukan dengan barang-barang bekas tersebut.

Menggabungkan kecintaan terhadap anak-anak, keahlian, dan minat mereka pada seni, Rayya dan Kyra yang memiliki latar belakang pendidikan desain grafis, akhirnya mendirikan Kutakatik Art and Craft empat tahun yang lalu.

Kutakatik Art and Craft sendiri diperuntukkan bagi anak-anak usia tiga hingga empat belas tahun, yang diajarkan untuk berkreasi dengan memanfaatkan barang-barang bekas.

„Penekanannya bukan pada hasil karyanya, namun lebih pada aktivitasnya. Bagaimana anak-anak bisa mewujudkan kreativitasnya untuk menghasilkan suatu karya dengan menggunakan barang-barang bekas tersebut,“ ungkap Rayya sambil menunjukkan beberapa hasil karya anak-anak yang dipajang di Kutakatik. Salah satu contoh adalah karya peserta anak yang saat itu bergabung, dan berhasil ‚mengubah’ tabung bekas kemasan keripik kentang menjadi pajangan berbentuk kupu-kupu.

Semakin dikenalnya Kutakatik, usaha ini pun berkembang. Rayya dan Kyra tak hanya memberi bimbingan di Kutakatik, namun seringkali diundang untuk memeriahkan berbagai acara anak-anak, khususnya acara ulang tahun.

Tentu tidaklah mudah dalam menjalankan usaha pendidikan seperti Kutakatik. Dalam mengelola barang-barang bekas misalnya, Rayya mengaku butuh upaya ekstra untuk membersihkan, memilah-milah, dan menyimpan barang-barang tersebut.

„Memampukan diri dengan terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan, tentunya menjadi syarat utama agar usaha ini terus maju dan berkembang,“ pesan Rayya. „Juga kesabaran, apalagi berhadapan dengan anak-anak“.

[caption id="attachment_215394" align="aligncenter" width="300" caption="Kyra dan Rayya, Pendiri Kutakatik Art and Craft"]

1348994833913654526
1348994833913654526
[/caption] [caption id="attachment_215366" align="aligncenter" width="300" caption="Berfoto Bersama Hasil Karya "]
13489863241094058950
13489863241094058950
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun