Mohon tunggu...
Ety Handayaningsih
Ety Handayaningsih Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Fulltime Blogger

Ibu Dua Orang Putri | Blogger | http://etyabdoel.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Cerita dari Sea Games Palembang: Menyulap Rawa Menjadi Sport Centre

8 November 2011   03:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:56 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Salah satu cerita yang menarik adalah pemilihan tempat pembangunan venue yaitu di Jakabaring. Jakabaring adalah wilayah di seberang ulu atau di daerah hulu Sungai Musi. Pembangunan di wilayah hulu memang tertinggal di banding dengan wilayah hilir. Perlahan wilayah hulu terutama Jakabaring mulai ramai terutama setelah kantor – kantor pemerintahan dipindahkan ke sana. Menyusul pembangunan perumahan yang semakin benyak membuat wilayah ini terasa perkembangannya.

Jakabaring dahulu adalah daerah sepi dan ditakuti. Sebagian besar wilayahnya adalah rawa. Image sebagai wilayah sepi dan rawan kejahatan melekat pada Jakabaring. Hal ini diamini oleh masyarakat sekitar hingga muncul istilah Jakabaring sebagai “tempat jin membuang anak”. Pembangunan yang belum merata di sepanjang jalan membuat ada beberapa titik yang masih gelap gulita kala malam tiba. Tidak ada rumah - rumah ataupun gedung, hanya rawa kosong. Daerah inilah yang masih menakutkan. Semoga dengan semakin banyaknya sarana yang dibangun akan mampu merubah kehidupan dan image yang terlanjur melekat.

[caption id="attachment_140880" align="aligncenter" width="300" caption="Jakabaring Sport City,by: Sripoku.com"][/caption]

Di atas tanah rawa inilah sebuah kawasan olahraga nan megah dibangun. Ada wisma atlet, lapangan tenis, lapangan atletik, arena panjat tebing, lapangan voli pantai, lapangan tembak, veldron sepeda, dan kolam renang. Lengkap dan megah kesan itulah yang memang diinginkan oleh Sang Gubernur. Berhubung waktu yang tersedia amat singkat untuk mewujudkan ambisinya maka pembangunan dilakukan 24 jam. Sesuatu banget ya...

[caption id="attachment_140865" align="alignleft" width="300" caption="Wisma Atlet by: Sumsel Terkini.Com"][/caption]

[caption id="attachment_140873" align="alignright" width="300" caption="Lapangan Tenis, by: Skyscrapercity.com"][/caption]

Sayangnya, pembangunan yang menghabiskan dana besar harus dikejar – kejar waktu. Tanah rawa adalah tanah yang labil. Jika tidak diperhitungkan benar tingkat kelabilannya tentu akan membuat bangunan di atasnya retak bahkan amblas. Ini sudah dibuktikan retaknya bangunan di tribunpenonton di salah satu venue. Jika ini dialami oleh semua venue maka alangkah mubazirnya uang yang telah dihabiskan untuk pembangunan ini. Seandainya semua lebih terencana, hasil yang didapat tentu akan lebih baik.

Kawasan rawa itu memang akan semakin bersinar di malam hari. Namun apakah ini akan berlangsung selamanya, mengingat faktor keamanan masih menjadi momok di kawasan ini. Tunggu cerita selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun