Ini baru sampah satu kabupaten, jumlahnya sudah sedemikian banyak. Lalu seberapa banyak jumlah sampah yang dihasilkan bangsa kita?Â
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup,
Volume sampah di tahun 2017 telah mencapai 65,8 juta ton. Jumlah terbanyak adalah sampah organik, sebesar 57%.
Jumlah tersebut diperkirakan terus meningkat seiring bertambahnya populasi. Bahkan Bank Dunia melaporkan bahwa limbah di seluruh dunia bakal tumbuh hingga 70% pada tahun 2050. Hal ini disebabkan oleh urbanisasi dan pertambahan populasi.
Jika tak segera melakukan pengurangan sampah, maka persoalan besar menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat ada di depan mata.
Lingkungan kotor, bau, menjadi sumber bibit penyakit. Pemandangan sampah makin menggunung di TPS/TPA tak pernah usai. Sungai-sungai makin penuh dengan sampah. Makin sulit menemukan sungai berair jernih. Sampah pun akhirnya mengalir ke laut. Menganggu ekosistem laut yang merupakan salah satu sumber pangan bagi kita.
Terbayang, kan, betapa banyak persoalan yang timbul akibat sampah ini.
Jika pada tahun 2016 sampah global berkisar 2 milyar ton maka ditahun 2050 jumlah meningkat menjadi 3,4 milyar ton. Jumlah ini diprediksi melampaui populasi dunia. Mengerikan!
Sampah, Tanggung Jawab Siapa?
Melihat fenomena di atas, saya jadi berpikir, sampah itu tanggung jawab siapa? Mengapa persoalan sampah kerap diperlakukan dengan seadanya. Hanya memindahkannya dari rumah ke TPS dan dari TPS ke TPA. Begitu terus, sehingga jika TPA penuh, solusi paling sering dilakukan adalah mencari TPA baru.
Berbagi metode pengelolaan sampah yang diwacanakan kerap terkendala oleh anggaran yang besar. Akhirnya pengelolaan sampah secara tradisional yang hanya memindahkan sampah ke TPA terus dilakukan.
Selama ini kita mengetahui jika yang bertanggung jawab atas persoalan sampah adalah pemerintah. Dengan menyediakan tempat pembuangan sampah sementara maupun akhir. Padahal tiap individu adalah penghasil sampah maka sejatinya tanggung jawab tersebut menjadi tanggung jawab bersama masyarakat, pemerintah dan swasta.
Menurut Prof. Enri Damanhuri, pakar sampah Institut Teknologi Bandung (ITB), pengelolaan sampah secara moderen itu meliputi tiga hal, yang populer disebut 3R (Sumber):