Mohon tunggu...
Ety Budiharjo
Ety Budiharjo Mohon Tunggu... profesional -

Cinta Dengan Menulis, Menulis Dengan Cinta. My Blog is : etybudiharjo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Saya Mengikuti Kelas SEC

25 Desember 2015   18:48 Diperbarui: 25 Desember 2015   19:20 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari lagi kita akan segera meninggalkan tahun 2015, itu pertanda segala peristiwa yang ada di dalamnya segera berakhir tanpa kecuali. Meninggalkan kesedihan, kesenangan, kegagalan, kesuksesan dan semua yang mengiringinya. Banyak pelajaran dan pembelajaran untuk direnungkan karena itu merupakan perjalanan hidup yang berharga. Saya dan juga Anda dengan sebuah kepastian akan terus melangkah, menjalani sisa hidup yang sudah menunggu di depan sana kita mengenalnya dengan arah masa depan. Ya, masa depan itulah sisa hidup kita yang harus kita lalui, tentunya harus lebih baik dari waktu lalu. Perjalanan hidup memang bukan hanya untuk direnungkan atau diresapi saja tapi harus lebih dari itu.

Dalam tulisan ini saya hanya ingin membeberkan tentang bagaimana saya mencoba untuk menjalani sisa hidup agar lebih berkualitas. Dan tulisan ini juga semata-mata untuk menelaah kembali apa-apa yang sudah terjadi pada masa lalu, masa yang sudah lewat. Begitu pula dengan masa datang, orang lebih mengenalnya dengan sebutan Resolusi, dan resolusi saya adalah “Hidup Berkualitas” dalam hal apapun.

Apa Itu Signature Empowerment Class ( SEC ) ?

Siapa sih yang nggak mau hidupnya lebih berkualitas, baik jiwa maupun raganya. Saat ini semua orang berbondong-bondong menginginkan hidupnya lebih berkualitas termasuk saya. Setiap hari orang selalu berusaha meningkatkan taraf hidupnya, terutama menyangkut segi jiwa atau indeep heart. Sebut saja ingin lebih percaya diri, lebih sabar, lebih kuat, lebih bisa menjaga perasaan dan lain sebagainya. Bukan apa-apa, fenomena tersebut terjadi mengingat bahwa dunia yang dihadapinya kini semakin berat. Persaingan dalam dunia bisnis, pendidikan dan kemodernan memacu setiap orang berpikir untuk mendapatkan hasil maksimal tanpa melukai. Di samping ingin meningkatkan kedalaman jiwa, kualitas raga juga diperlukan agar semua itu bisa dijalani dengan maksimal. Artinya keseimbangan harus terus dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup yang sesungguhnya. Dari persoalan tersebut, ternyata saya pribadi merasa kesulitan untuk menyelaraskan jiwa dan raga demi sebuah kualitas hidup. Dari situ saya beroleh pemikiran bahwa ada ilmu yang harus dipelajari untuk memperoleh semua itu. Alhasil saya memilih sebuah kelas motivasi yang menurut saya lebih simple, baik pelaksanaannya maupun penyerapan ilmunya. Jujur saja, saya juga kurang suka dengan ilmu yang terlalu ribet dan lebih lagi sulit mempraktekkannya. Itulah salah satu alasan saya mengapa saya memilih untuk mengikuti SEC ini ketimbang kelas motivasi lainnya.

Adalah Ni Kadek Kristy Hellen S.Psi, M.Ed, CHt, CI, seorang perempuan berdarah Bali yang memberikan materi SEC. Sebagai seorang dengan kedalaman ilmu Psikologi, Hellen begitu ia biasa disapa mulai mempelopori ilmu SEC di Indonesia setahun lalu. Selanjutnya Master Pendidikan bidang psikologi yang mendalami hypnotheraphy, transpersonal dan power of name ini mengajak para peserta untuk memperbaiki kualitas hidup. Awal mulanya, saya memang sedikit bingung tentang teori SEC ini, tapi melihat pencapaiannya kebingungan saya berubah menjadi penasaran. Nah, di samping keinginan kuat untuk memperbaiki kualitas hidup sekaligus menjawab rasa penasaran, saya mengikuti SEC yang ternyata sudah kesekian kalinya diadakan ini.

Bertempat di kediaman sang pemateri, Hellen memberikan workshop SEC dengan komplit dan menyeluruh. Misalnya saja hypnoteraphy, sebagai salah satu ilmu dari beberapa ilmu yang diberikan oleh Hellen, dalam materinya Hellen juga memberikan sub hypno lainnya seperti hypno sleep, teknik melepas mental block, hal-hal yang membelenggu pikiran, teknik transpersonal, glass walking sampai pada mengetahui kekuatan nama.

Dari nama-nama materi yang disampaikan memang terdengar masih asing bagi saya, tapi setelah mengikuti kelas ini secara langsung ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Seperti kita ketahui, bahwa hypnoteraphy seringkali disalah gunakan oleh orang atau kelompok tertentu. Ternyata sebenarnya hypnotheraphy merupakan ilmu pengendalian diri yang bisa digunakan untuk mencapai kualitas hidup. Dengan kata lain Hellen mengubah mindset kebanyakan orang tentang ilmu hypno ini. Di mana hypno yang selalu dipersepsikan negative ternyata justru sebaliknya, sarat dengan manfaat. Dari sinilah saya jadi tahu bahwa bukan hypnonya yang salah akan tetapi niatnya lah yang salah. Penjelasan dari Hellen langsung mengubah pola pikir saya untuk tidak lagi apriori terhadap hypnotheraphy.

Bahkan dalam kelas ini, Hellen juga mengungkapkan cara-cara agar kita bisa terhindar dari hypnotheraphy yang banyak disalah gunakan itu. Nyatanya bahwa hypno bukan untuk mengelabui orang lain, tapi lebih pada kebaikan diri sendiri. Materi lain yang saat ini paling banyak diminati adalah mengetahui kekuatan nama. Materi yang biasa disebut sebagai analisis nama ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Seperti beberapa waktu lalu, bagaimana masyarakat Indonesia dihebohkan dengan nama-nama Saiton dan Tuhan. Nah, sejatinya bahwa nama adalah do’a sebagaimana dengan ucapan, maka kita harus berhati-hati dalam memberikan sebuah nama pada anak. Atau bila sudah memiliki nama yang tak lain merupakan pemberian dari orang tua, bukan tidak mungkin ada faktor negatifnya juga.

Dalam hal ini, nama-nama tersebut akan dianalisis lebih mendalam lagi apa saja yang terkandung di dalamnya. Bukan berarti harus diganti atau diubah secara keseluruhan, tapi ada hal yang lebih penting dari itu semua,demikian papar Hellen. Misalnya saja, nama Muhamad itu adalah sebaik-baik nama, akan tetapi tidak serta merta seseorang yang bernama Muhamad akhlaknya bisa menyerupai Muhamad. Intinya nama Muhamad yang tertanam dalam diri setiap orang berbeda-beda, dari sinilah timbul pertanyaan, nama saya Muhamad mengapa perilaku saya tidak seperti Nabi Muhamad ? Jawabnya mudah saja, karena Anda manusia biasa dan bukan Nabi. Pertanyaan berlanjut, apakah saya tidak boleh jika saya menginginkan akhlak seperti Nabi ? Jawabnya tentu saja boleh bahkan wajib hukumnya untuk berakhlak seperti Nabi.

Demikianlah pengalaman yang bisa saya bagikan kepada pembaca, tentang Signature Empowerment Class agar hidup lebih berkualitas. Banyak sekali manfaat yang saya dapatkan setelah mengikuti klass ini terutama dalam menjalani hidup sehari-hari. Sebab hidup yang sedang kita jalani ini tidak selalu berada pada koridor lurus. Tanpa sepengetahuan kita, ujian dan cobaan datang begitu saja, jadi tidak salah jika membentenginya dengan kekuatan mental. Belum lagi tentang progress yang belum tercapai, padahal semua menuntut pencapaian maksimal. Nah, begitulah resolusi saya di tahun mendatang bagaimana dengan Anda ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun