Sudah hampir tiga tahun ini, rumah sakit menjadi tempat yang paling sering saya kunjungi. Bagaimana tidak sejak Papieh---panggilan saya ke suami, Â menjalani operasi HNP kesehatannya terus menurun. Selain harus bolak balik kontrol ke dokter spesialis Orthopedi, Papieh juga ternyata terindikasi penyakit lain. Jadilah setiap dua atau tiga kali dalam sebulan saya mengantar Papieh ke rumah sakit guna kontrol ke dokter. Belum lagi kalau harus rawat inap, bahkan dalam setahun Papieh bisa menjalani rawat inap 2 atau 3 kali.
Jika ditanya pada semua orang, pastilah nggak ada yang mau ke rumah sakit terus menerus tanpa kecuali saya. Kalau bukan karena pengabdian pada suami saya males ke rumah sakit, paling males malah. Dengan kata lain mau tidak mau saya harus siap menjalani takdir bersama suami, senang susah tetap saya jalani. Pokoknya berurusan dengan rumah sakit itu lelah lahir batin, apalagi jika dipikul sendirian.
Tahun lalu saja saya sampai sakit karena harus mengurusi Papieh yang operasi, semua saya lakukan sendiri. Tapi saya beruntung masih ada yang mau menemani saya, mengiringi langkah pengabdian saya pada suami. Mau tahu siapakah gerangan yang dengan sukarela mengiringi saya, berikut cerita saya…
Dua hari kemarin, menjadi jadwal yang  cukup padat buat saya. Pasalnya Papieh harus menjalani serangkaian test guna menjalani operasi mata. Ya, mata Papieh mengalami perdarahan jadi dokter memutuskan harus dioperasi. Berangkat pagi sudah menjadi kebiasaan saya setiap kali ke rumah sakit, hal itu selalu saya upayakan supaya bisa mendapat antrian nomor satu. Tidak berbeda dengan kebiasaan setiap hari, sehabis mandi pagi saya selalu membalurkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy ke bagian yang saya rasa sering pegel. Seperti pundak, lengan, leher, pergelangan tangan dan sedikit di bagian perut.
Kebiasaan membalurkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy menjadi semakin sering pada akhir-akhir ini karena cuaca semakin dingin. Bahkan bukan hanya pada bagian yang sering pegel aja, tapi hampir keseluruh tubuh.
Setelah memesan transportasi online, saya dan Papieh berangkat menuju rumah sakit tempat biasa Papieh kontrol. Kurang dari satu jam perjalanan, kamipun tiba di rumah sakit dan langsung menuju tempat pendaftaran. Selesai mendaftar, saya mendorong kursi roda Papieh menuju laboratorium. Yup, Papieh lumpuh jadi harus menggunakan kursi roda untuk aktivitas berjalannya. Buat saya ini bukan masalah, yang penting Papieh bisa sembuh dan terus tetap semangat hidupnya. Saya tidak pernah bosan memberikan semangat sembuh pada Papieh.
Tak berapa lama menunggu, nama Papieh dipanggil, kembali saya dorong kursi roda Papieh masuk ke dalam ruangan laboratorium. Jujur saja, meskipun sudah berkali-kali saya melihat Papieh diambil darah atau disuntik tapi tetep aja kepala langsung berdenyut. Sebelum kepala nyut-nyut beneran, saya mengeluarkan senjata pamungkas yaitu Minyak Kayu Putih Aromatherapy Green Tea. Saya buka tutup flipnya lalu saya tuangkan sedikit ke atas dua jari, perlahan saya usapkan ke seluruh kening.
Aromateraphy green teanya langsung menyebar ke seluruh wajah dan ruangan laboratorium. Karuan saja beberapa orang yang ada di situ menoleh mencari sumber kesegaran tadi. Bahkan salah seorang petugas sempat bertanya, minyak apa yang saya pakai. Saya melihat reaksi orang-orang yang mencium aromatherapy green tea, semua nampak segar dan ceria sama sekali tidak tampak kalau mereka sedang sakit atau kesakitan disuntik. Selesai dari laboratorium, selanjutnya menuju kamar X-Ray rotgen untuk paru-paru.
Loh ko rontgen paru-paru ? Papieh kan mau operasi mata lantas apa hubungannya dengan paru-paru. Seperti yang sudah saya  bilang, sejak Papieh menjalani operasi HNP penyakitnya malah jadi bertambah salah satunya asma. Dokter mata yang mau mengoperasi khawatir asma Papieh kambuh  jadi paru-parunya harus steril.
 Kembali nama Papieh dipanggil untuk rontgen paru-paru, ketika sudah berada di dalam ruangan rontgen petugas menanyakan apakah Papieh bisa berdiri. Saya jawab bisa, hanya saja harus ada penyangga atau tongkat tapi nggak bisa lama. Karena syaraf di bagian belakang belum sempurna jadi badan Papieh masih berasa kaku. Akhirnya proses rontgen dilakukan sambil tiduran di atas alat khusus. Dengan dibantu oleh petugas, saya mengangkat tubuh Papieh ke atas alat tersebut dan tak lupa menggantikan baju khusus rontgen. Setelah semuanya beres, saya keluar dan menunggu di luar ruangan.
Cerita soal semangat, saya juga seringkali merasakan semangat setelah saya membalurkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy. Pagi hari saya menggunakan aromatherapy green tea, yang merupakan salah satu varian dari Minyak Kayu Putih Cap Lang. Tanpa saya sadari, ketika saya selesai membalurkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy  Cap Lang rasa semangat langsung mengaliri tubuh. Ah, bukan hanya semangat saja ternyata tapi juga kehangatan. Bukankah dalam mengawali aktivitas dibutuhkan semangat dan kehangatan ?
Apalagi kalau sedang haid, badan terasa lesu sepanjang hari padahal sebagai Ibu Rumah Tangga banyak yang harus saya kerjakan. Tapi kita kan nggak bisa menolak kerjanya hormon, makanya saya selalu mengandalkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy. Saya nggak mengada-ada ya, pas saya balurkan di beberapa anggota tubuh, rasa hangat dan semangat langsung greng gitu. Saya jadi bisa mengerjakan beberapa pekerjaan rumah dan menyelesaikan beberapa tulisan. Bukan cuma lagi haid aja, saya ini gampang masuk angin dan nggak tahan dengan ruangan ber AC. Saya bener-bener bisa kalang kabut kalau nggak bawa Minyak Kayu Putih, sekalipun bisa sih beli di toko terdekat. Tapi kalau sudah masuk angin pengennya tuh buru-buru dibalurin pake minyak kayu putih. Apalagi biasanya perut langsung kembung, mual dan pengennya muntah. Kalau pas ada di tas kan gampang langsung bisa dibalurin, biasanya ke bagian perut dan punggung belakang.
Untungnya pas kemarin nganter Papieh cek sana sini saya nggak lagi haid. Namun meskipun begitu semua pasti tahu kalau suasana rumah sakit itu paling nggak enak. Pengalaman saya sih hampir semua tempat yang ada di rumah sakit nggak enak, di apotik, laboratorium, kamar suntik, kamar periksa apalagi toilet. Bukan cuma nggak enak secara aroma, secara aura juga nggak enak. Saya hampir nggak pernah merasakan aura positif di rumah sakit, semua nampak kuyu dan lesu.
Makanya saya nggak pernah lupa bawa Minyak Kayu Putih Aromatherapy untuk mengusir rasa nggak enak tadi. Seperti kalau saya ke toilet, baru buka pintu saya sudah mual dan pusing padahal sebelumnya saya sehat-sehat saja. Kalau sudah begini, saya langsung membalurkan Kayu Putih Cap Lang ke bagian kening kiri kanan sampai depan. Saya juga mengolesi hidung lalu menghirup aromanya dalam-dalam. Â Seketika itu juga rasa mual saya hilang begitupula dengan pusing, ditambah lagi dada jadi lega.
Ngomong-ngomong soal tulisan, sudah lama saya mempunyai pekerjaan sampingan dengan menjadi freelance menulis. Alasannya selain faktor usia saya juga tidak bisa meninggalkan keluarga di rumah jadi saya mencari penghasilan tambahan yang bisa dikerjakan di rumah. Pilihan saya jatuh pada freelance menulis, selain alasan tadi saya juga punya sedikit keahlian dalam menulis.
Rutinitas keseharian saya begini, setelah anak-anak berangkat sekolah semua saya langsung menulis selama dua jam. Setelah itu baru saya mengerjakan pekerjaan rumah. Sambil menunggu anak-anak pulang sekolah saya kembali menulis atau menengok media social. Saya kembali menulis ketika anak-anak sudah tidur, yaitu jam Sembilan malam. Di sinilah saya mulai merasakan pegel dan lelah terutama di bagian pundak sampai tengkuk.
Dalam kondisi begini, istirahat menjadi sangat diperlukan tapi apa daya tulisan pesanan harus segera dikirim.  Saya sih gampang aja mengatasi kondisi ini, segera saya ambil Minyak Kayu Putih Aromatherapy Cap Lang dan dioles pada bagian tubuh yang pegel tadi. Makanya saya nggak pernah meletakkan Minyak Kayu Putih jauh dari saya, tinggal ambil – oles – seger lagi deh. Bukankah Kayu Putih Aromatherapy dapat digunakan sebagai aromatherapy untuk refreshing dan ketenangan ?
Setelah seluruh rangkaian test selesai, kami menuju poli dokter mata untuk pemeriksaan awal. Menunggu giliran adalah pekerjaan yang paling membosankan ketika harus ke dokter. Periksanya sih paling cuma beberapa menit saja, tapi nunggunya bisa berjam-jam. Jam sudah menunjukkan pukul satu, perut sudah mulai keroncongan tanda minta diisi. Saya ingat karena harus berangkat pagi jadi saya tidak sempet sarapan, begitupula dengan Papieh. Benar saja, saya mulai merasa pusing lagi dan mengantuk, tandanya lapar. Saya buru-buru ke toilet untuk membalurkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy ke perut dan tengkuk. Setelah itu saya langsung mengajak Papieh ke kantin yang ada di rumah sakit, untuk makan siang.
Dari kantin saya kembali mendorong Papieh menuju poli dokter mata, ah semoga saja nama Papieh belom dipanggil. Bener juga pas banget sampai di poli nama Papieh langsung dipanggil oleh perawat. Tuh…kaan cuma beberapa menit doang diperiksanya, selanjutanya atas permintaan dokter paru-paru Papieh harus rawat inap. Maksudnya supaya dokter paru-paru bisa memeriksa Papieh dengan lebih intensif.
Ah, kembali ke kamar rawat inap membuat saya langsung lesu padahal ini bukan pertama kalinya. Kamar yang dingin dan sepi hanya ditemani oleh tivi kabel, itu juga nggak bisa membunuh kelesuan saya. Tiba-tiba saya teringat pada teman setia saya, Minyak Kayu Putih Aromatherapy Cap Lang. Setelah membaringkan Papieh di tempat tidur, saya pun membaringkan tubuh di sofa yang memang disediakan untuk penunggu pasien.
Kali ini saya mengolesi betis sampai ke mata kaki, bahkan telapak kaki juga dengan Minyak Kayu Putih. Capek pada bagian kaki memang tidak dapat dihindari lagi, bagaimana tidak karena saya harus mendorong kursi roda Papieh. Beban yang saya dorong juga cukup lumayan, ditambah lagi beban saya sendiri. Perlahan, rasa hangat dari Minyak Kayu Putih mulai bekerja pada kaki yang barusan saja diolesi. Kehangatan mulai menjalar sampai ke atas, sampai akhirnya mata saya mengantuk dan kemudian sayapun tertidur.
Hari yang sangat melelahkan, bersyukur saya bisa melewatinya dengan semangat dan pengabdian tinggi. Bagi seorang istri di manapun berada, melayani suami pasti menjadi pekerjaan yang membahagiakan. Meski lelah menggelayut tapi langsung hilang begitu melihat suami sehat wal afiat dan semangat dalam menjalani hari-harinya. Sejak puluhan tahun saya sudah menyerahkan urusan capek, lelah, pegel dan rasa nggak enak lainnya pada Minyak Kayu Putih Cap Lang.
Apalagi sekarang Minyak Kayu Putih Cap Lang memadukan antara aroma dan kehangatan. Rasanya pilihan saya sudah tepat memilih Minyak Kayu Putih Aromathrapy sebagai teman setia saya ketika mengantar Papieh ke rumah sakit. Ya, rumah sakit yang notabene bersuhu dingin dengan aroma nggak enak. Aroma dan kehangatan inilah yang saya butuhkan ketika harus mengantar Papieh ke rumah sakit. Oh bukan, bukan cuma di rumah sakit saja saya butuhkan kehangatan dan aroma Minyak Kayu Putih Cap Lang tapi di setiap saat.
Untuk memenuhi kebutuhan itulah Minyak Kayu Putih Cap Lang melakukan terobosan baru dengan menghadirkan Minyak Kayu Putih Aromatherapy. Minyak Kayu Putih Aromatherapy ini memiliki empat varian berbeda, natural, rose, lavender dan green tea. Masing-masing varian melahirkan kesan sendiri sesuai dengan situasi dan suasana berbeda. Tapi kalau saya sih tetep setia dengan green tea, saya merasa dalam suasana apapun aromatherapy green tea mampu membangkitkan semangat. Tapi nggak salah juga sih lain waktu saya mencoba varian lainnya, toh Minyak Kayu Putih Cap Lang mudah didapat ko. Hampir di semua toko besar atau kecil tersedia, hanya saja variannya belum lengkap. Semoga saja saya segera bisa menikmati aromatherapy yang lain agar selalu hangat dan semangat. Nah, sekarang dah tahu kan teman setia saya sehari-hari dalam suka maupun duka, selain Papieh ya Minyak Kayu Putih Aromatherapy Cap Lang. Â @etybudiharjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H