Hmmm…siapa sih yang nggak suka Mi ? Sejak kehadirannya di tanah air saya dan keluarga sudah jatuh cinta padanya. Makanan yang berasal dari negeri tirai bambu itu benar-benar merasuk ke lidah kami. Kalau saya perhatikan, makanan berbahan dasar terigu ini cepat mendapat tempat di lidah orang Indonesia. Mau dimasak dengan acara apapun, kami tetap menyukainya. Bahkan makin ke sini, aneka olahan mi sudah banyak dijumpai.Â
Selain soal mengolah menu, inovasi juga terus berkembang. Saat ini banyak dijumpai mi instan, yaitu mi yang bisa cepat disajikan. Mi instan ini juga langsung diminati oleh khalayak dan mendapat pasar memuaskan.
Dulu, sekitar dua puluh tahun yang lalu mi belum terkenal seperti sekarang. Penjual mi masih dalam skala kecil alias pedagang keliling atau gerobak. Tapi sekarang mi sudah naik daun, pamornya semakin berkibar di dunia kuliner. Mi sudah mulai masuk ke ranah resto ternama atau bahkan restorant mewah. Bahkan sudah banyak loh pebisnis yang membuka café dengan aneka menu serba mi. Entah apa sebabnya makin ke sini mi semakin ngehitz aja, pecintanya pun tidak terbatas pada orang dewasa. Akhirnya mi berhasil dicintai oleh semua kalangan dan semua umur, dari anak-anak hingga manula.
Tidak cukup sampai di situ, namanya juga sudah berganti menjadi ‘pasta’ sedikit lebih nyentrik dan punya daya jual ketimbang mi. Kalau mau dibilang sama ya tidak tapi dibilang beda pun ada samanya juga. Meskipun bentuk pasta lebih variasi sedangkan mi hanya itu-itu saja, paling cuma beralih mi gepeng dan keriting aja.
Kalau kita membaca sejarah perjalanan mi, ternyata sudah ratusan tahun loh. Tapi bukan itu yang saya mau ceritakan di sini, saya ingin berbagi kemewahan dengan mengutak atik menu dengan mi tentunya. Seperti saya bilang di atas, mi sudah menjadi menu di restorant mewah dan terkenal. Keadaan itu tentu saja membuat pecinta mi seperti saya gundah gulana. Apalagi semua anggota keluarga saya, mulai dari anak-anak sampai eyang suka dengan masakan ini. Beberapa kali kami sering makan mi di restaurant keluarga yang cukup ternama, dan harus membayar lebih dari dari 300 ribu rupiah. Padahal dalam sebulan kami kerap berkunjung ke restaurant itu minimal tiga kali. Kebayang kan berapa ratus ribu dana yang dikeluarkan hanya untuk makan mi.
Lama kelamaan, benar-benar bisa menguras kocek bahkan memangkas anggaran lain. Kalau sudah begini, sebagai Ibu Rumah Tangga, saya dituntut untuk berpikir keras dan mencari solusi. Bagaimana menciptakan masakan mi semewah dan serupa  di restaurant. Kalau bisa malah harus lebih dari itu, yaitu tetap sehat dan bergizi.
Beruntunglah pada bulan Januari 2016 PT. Mayora Indah Tbk meluncurkan produk mi instan terbaru dengan mengususng brand Bakmi Mewah. Dalam sebuah kesempatan, Theodore Christopher---Assistant Brand Manager Instant Noddle dari Mayora,mengatakan Bakmi Mewah akan menjadi mi instan pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan ayam dan jamur asli sebagai topping. Selama ini tidak ada mi instan yang menggunakan topping, paling hanya perisa saja.
Secara sepintas, Bakmi Mewah sudah terlihat dari kemasannya yang menggunakan dus eksklusif dengan tulisan warna emas. Kelebihan lainnya, meskipun Bakmi Mewah merupakan mi instan tapi tidak menggunakan bahan pengawet dan MSG. Dengan begitu Bakmi Mewah ini aman untuk dikonsumsi sehari-hari disegala waktu. Â Bagi saya pribadi, sekalipun Bakmi Mewah telah memenuhi standar kesehatan, tapi saya tetap mengusahakan agar lebih sehat lagi. Â Bukan hanya sehat tapi halal juga, karena dalam kemasan Bakmi Mewah tertera logo HALAL yang dikeluarkan oleh MUI.
Dari dalam kulkas tadi saya menyiapkan bahan-bahan berupa sayuran, seperti wortel, kol, sawi putih, daun bawang seledri, buncis dan kentang. Saya sudah katakan di atas, kami sekeluarga penggemar mi instan termasuk anak-anak. Meskipun Bakmi Mewah tidak mengandung MSG dan pengawet, saya tetap harus menambahkan sayuran. Inilah salah satu cara saya menyiasati agar anak-anak mau makan sayur. Jadi bukan cuma karbohidrat saja yang mereka makan.