Kondisi perekonomian Indonesia yang naik turun saat ini, memicu kekhawatiran dari beberapa pihak. Tentu saja masyarakat yang paling kena imbasnya yaitu masyarakat tingkat bawah. Akan tetapi hal itu tidak selamanya benar, nyatanya ada satu masyarakat yang paling merasakan dampak ekonomi naik turun tersebut. Masyarakat tersebut bernama “ibu rumah tangga” dan salah satunya adalah saya. Secara terbuka saya mengatakan bahwa kondisi ekonomi saat ini membuat kepala saya nyaris pecah. Bagaimana tidak ? Uang bulanan yang diberikan oleh suami tidak pernah sampai akhir bulan, sampai setengah bulan cukup aja sudah bersyukur. Jadilah tiap bulan saya harus mengutak atik pengeluaran, mulai dari yang penting sampai mana yang harus didahulukan.
Ternyata menjadi seorang ibu rumah tangga itu tidak mudah; harus pandai-pandai mengutak – atik uang bulanan dari suami yang tidak pernah bertambah. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan kebutuhan sehari-hari yang terus meningkat atau bertambah. Masalah lain lagi yaitu sebagai ibu rumah tangga saya juga tidak memiliki jaminan kesehatan dan dana untuk masa pensiun nanti. Karena aturan di kantor suami, hanya suamilah yang dijamin kesehatannya sedangkan keluarganya tidak. Untuk itulah saya mengatur sedemikian rupa gaji yang diberikan suami sambil terus menyisihkan dana jika suami sudah pensiun nanti.
Manajemen Resiko Ala Saya
Seperti sudah saya utarakan di atas, bahwa saya membagi beberapa pengeluaran berdasarkan kategori “penting” dan “dahulukan”. Mengapa saya membaginya menjadi penting dan dahulukan ?
Penting di sini adalah pengeluarang yang menurut saya penting, namun bisa ditunda karena penting itu tidak berarti harus ditunaikan saat itu juga. Beberapa contoh pengeluaran yang saya kategorikan sebagai penting adalah : renovasi rumah, membeli perabotan rumah yang rusak, mengganti sparepart kendaraan dan lainnya. Kondisi-kondisi seperti ini tetap akan saya lakukan apabila saya memiliki dana lebih atau menabung selagi saya bisa tabung. Jadi tidak saya masukkan ke dalam anggaran rutin.
Dahulukan, pengeluaran yang masuk dalam kategori dahulukan merupakan pengeluaran rutin. Beberapa pengeluaran rutin tersebut adalah biaya sekolah anak-anak ( transport dan keperluan sekolah ), biaya listrik, biaya air ( saya menggunakan PAM ), uang keamanan dan sampah, belanja bulanan dan lain sebagainya.
Akan tetapi sebelum saya mengalokasikan dana pada kategori “dahulukan” saya sudah menyisihkan untuk ditabung dan arisan. Hal ini saya maksudkan untuk mengatasi keadaan darurat jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu pada keluarga, misalnya sakit atau resiko lain. Bukan hanya itu saya juga berharap bahwa dana yang saya sisihkan itu bisa tersimpan sampai suami sudah pensiun nanti.
Apakah Manajemen Resiko yang saya lakukan sudah berhasil ? Nyatanya TIDAK, setiap kali anak sakit saya menggunakannya lebih dari apa yang ditabung. Alih-alih dana tersebut habis untuk biaya pengobatan dan sulit untuk menyisihkannya kembali. Hal itu terjadi terus menerus, dan berulang-ulang.
Ternyata Manajemen Resiko yang saya lakukan salah, karena investasi saya habis dalam sekejap. Dari sinilah saya mencoba memutar otak, bagaimana caranya agar saya dapat berobat tanpa mengurangi nilai investasi yang sudah ada.
Saya sadar sebagai ibu rumah tangga, saya bukan hanya menjaga diri sendiri saja, akan tetapi harus menjaga anak-anak juga. Satu-satunya cara agar saya bisa menjaga diri adalah dengan asuransi. Alasannya sederhana saja, asuransi terbukti memiliki manfaat menutupi kebutuhan-kebutuhan tak terduga salah satunya biaya kesehatan.
Bisa jadi dengan memanfaatkan produk asuransi yang saat ini banyak ditawarkan, saya akan mendapatkan dua keuntungan sekaligus. Pertama, dana investasi yang saya setorkan akan tetap utuh dan kedua, biaya kesehatan ditanggung oleh pihak asuransi. Siapa sih yang tidak mau mendapatkan keuntungan ganda sekaligus ? Mengetahui dari keuntungan ganda itu, tanpa disengaja saya menangkap sebuah artikel yang mengulas tentang asuransi.
Sebenarnya awal membaca artikel itu saya belum tahu kalau itu adalah produk asuransi. Karena nama produknya berbeda dari kebanyakan produk asuransi lainnya. Kalimat pertama yang saya tangkap adalah Jaga Diri, saya pikir artikel tersebut berisi tentang pertahanan diri, ternyata bukan.
Layanan Jaga Diri Yang Tanpa Beban
Dari artikel tersebut ada link web yang bisa langsung saya akses. Saya cukup kaget juga dengan layanan yang ditawarkan oleh asuransi Jaga Diri ini. Setelah beberapa saat saya baca, saya langsung tertarik oleh layanan Jaga Sehat Plus. Jaga Sehat Plus merupakan produk Asuransi Kesehatan yang memanfaatkan hospital cash plan, dengan beberapa keunggulan. Baru kali ini saya menemukan sebuah proteksi asuransi yang memiliki premi dimulai dari angka lima digit, sekitar Rp. 60.685 ( baca : Enam puluh ribu enam ratus delapan puluh lima perak ).
Ho..ho..ho..
Dan angka lima digit tersebut memberikan manfaat macam-macam seperti perlindungan kesehatan dan jiwa. Masih ada lagi loh manfaatnya yaitu pengembalian premi sebesar 50 % setiap tiga tahun dari total premi yang telah dibayarkan selama periode tersebut, baik ada maupun tidak adanya klaim.
Saya membayangkan jika saya membayar premi dengan angka lima digit tersebut, berarti saya hanya mengeluarkan uang sebesar Rp. 2.000 ( dua ribu rupiah ) per hari lebih murah dari semangkok bakso. Ah, rasanya ko mustahil banget sih, hanya dengan uang dua ribu perak saya sudah bisa menjaga diri dan anggota keluarga lainnya. Benar-benar sebuah proteksi asuransi yang tanpa beban. Semakin penasaran aja saya, penasaran lainnya yaitu soal klaim. Kebanyakan asuransi selalu bermasalah apabila sudah memasuki zona klaim. Seringkali klaim dipersulit padahal sejatinya pelanggan sudah harus mendapat perawatan. Sepertinya ini adalah asuransi kesehatan yang tepat buat saya selaku ibu rumah tangga.
Asuransi Jaga Diri juga mempermudah pelanggannya untuk melakukan klaim. Demikian pula dengan rawat inap, tidak perlu membayar uang muka. Pembayaran biaya rawat inap juga nggak perlu proses administrasi yang bertele-tele, cukup dengan menggesekkan ( swipe ) kartu Jaga Sehat Plus, setelah itu selesai deh. Oh iya, ngomong-ngomong kartu Jaga Sehat Plus juga bisa digunakan sebagai merchant discount serta berkesempatan nonton gratis. Ohhhh…ternyata setelah kita sehat, jiwa kita pun harus sehat dengan acara nonton gratis. Wah…ini sih produk asuransi yang multifungsi.
Sebenarnya asuransi Jaga Diri masih mempunyai produk lain, yaitu proteksi Jaga Aman Instan dan Jaga Sehat DBD ( Demam Berdarah Dengue ). Ternyata bukan hanya Jaga Sehat Plus saja yang menawarkan kemudahan dan kemurahan. Untuk ke dua produk asuransi yang saya sebutkan tadi tidak kalah unggulnya dari yang pertama. Keunggulannya adalah asuransi Jaga Aman Instan dapat dibeli secara ecer atau diketeng sesuai dengan kebutuhan. Harga eceran yang ditawarkan mulai dari lima ribu perak ( Rp. 5.000 ), nggak jadi beban juga kan ?
Kayaknya asuransi Jaga Diri ini benar-benar memberikan kemudahan bagi pelanggannya. Sang pelopor tahu banget di jaman internet saat ini, sudah nggak jaman melakukan transaksi dengan bertatap muka langsung atau melalui agen yang biasanya memaksa. Dengan kata lain pelanggan juga tidak harus bersusah payah menyiapkan ini itu hanya untuk sekedar membeli polis asuransi. Asuransi Jaga Diri bisa diakses dengan mudah melalui mobile apps JAGADIRI yang didownload di Google Play Store. Jadi pelanggan bisa memperoleh informasi segala tetek bengek tentang polis asuransi Jaga Diri dengan aman, nyaman dan cepat. Sepengetahuan saya, satu-satunya asuransi yang sudah nangkring di smartphone ya…Jaga Diri lah.
Jadi, jika Anda adalah ibu rumah tangga seperti saya atau apapun predikat Anda, cobalah mulai mempertimbangkan untuk memiliki polis asuransi agar Manajemen Resiko Anda dapat teratasi. Jangan sampai seperti saya, kepala sudah pusing tapi tidak juga mendatangkan manfaat apa-apa. Masa sih kita harus gigit jari dulu apabila kita atau keluarga kita mendapat kesulitan. Di dunia ini tidak ada yang tahu kapan musibah itu datang. Semua yang ditawarkan oleh asuransi Jaga Diri benar-benar tanpa beban, jadi tidak ada kesan menambah pengeluaran. Asuransi Jaga Diri telah mempersiapkan semua dengan sederhana sama dengan kesederhanaan hidup yang saya jalani.
@etybudiharjo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H