Mohon tunggu...
Etwar Hukunala
Etwar Hukunala Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer I Karyawan Honorer

Manusia biasa yang perlu banyak belajar dan Hobi menulis. Apa yang terbaca dan terlintas dipikiran itu yang ditulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

(Opini) Belajar Tak Harus Sekolah: Suatu Pengaruh Pendidikan Non Formal

8 Desember 2023   20:23 Diperbarui: 8 Desember 2023   20:33 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar di perpustakaan/dok. Pribadi

Belajar merupakan kata yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Belajar selalu identik dengan siswa atau mahasiswa, sehingga kebanyakan orang menggap bahwa mereka yang duduk dibangku sekolah (SD, SMP dan SMA), dan bangku kuliah adalah mereka yang wajib belajar. 

Secara umum belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses usaha di lingkungan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Saya merupakan salah satu korban atas pernyataan "belajar harus disekolah." Jadi suatu ketika dirumah, saya sedang menulis artikel di Notebook dan disamping saya ada sebuah buku cetak yang merupakan sumber dari artikel yang saya tulis, sehingga secara tidak langsung sudah menunjukan orang yang sedang belajar. Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu yang masuk dan sontak melihat kearah saya sambil berkata "apakah anda masih sekolah sehingga perlu belajar."?

Apakah belajar selamanya harus perlu sekolah?

Untuk menjawab pertanyaan diatas, perlu kita ketahui bersama bahwa Pendidikan tidak selamanya formal, berbalik dengan itu ada pendidikan secara non formal. 

Menurut Marzuki (2012), menyatakan bahwa pendidikan non formal merupakan aktivitas belajar diluar sistem persekolahan atau pendidikan formal yang dilakukan secara terorganisir. Jadi jelas bahwa pendidikan non formal ini yang kita belajar diluar pendidikan formal dan berorientasi pada pembelajaran mandiri. 

Menurut saya bahkan kita hanya memerlukan 40% secara pendidikan formal, sisanya 60% secara non formal. Lewat pendidikan non formal, seseorang memperoleh pengembangan ketrampilan praktis untuk berbagai jenis pendidikan, khususnya mereka yang tidak dapat melanjutkan pendidikan melalui jalur formal.

Sayangnya pendidikan non formal tidak dianggap penting seperti pendidikan formal oleh masyarakat. Padahal jalur pendidikan non formal hadir sebagai pengganti, pelengkap, penambah juga pengembang pendidikan formal dan pendidikan informal. Bahkan pendidikan non formal memiliki peran penting yang sama penting bahkan menurut saya lebih penting dari pada pendidikan formal, karena bisa dimulai kapan dan dimana saja serta berlangsung seumur hidup. 

Banyak masyarakat yang terlalu memiliki mindset lebih bahwa belajar itu harus membaca, menulis, dan atau harus sekolah (pendidikan secara formal). Padahal apapun perubahan yang ada dalam diri mereka baik tindakan, perilaku, pola pikir dan lain-lain, merupakan bagian dari hasil belajar secara non formal. 

Selain itu hasil dari pendidikan non formal dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses pinilaian oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun