Mohon tunggu...
YULIANA ETY
YULIANA ETY Mohon Tunggu... Administrasi - Akun pribadi

Kasih Ibu Sepanjang Masa

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kafe sebagai Gaya Hidup Kekinian

9 Januari 2020   22:09 Diperbarui: 9 Januari 2020   22:20 1840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kafe berasal dari bahasa Perancis "caf", arti harfiah caf adalah minuman kopi, tetapi kemudian menjadi tempat di mana seseorang bisa minum-minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman lainnya termasuk minuman beralkohol rendah. Di Indonesia, kafe berarti semacam tempat sederhana, tetapi cukup menarik karena seseorang bisa makan makanan ringan.

Fungsi penting kafe adalah sebagai tempat di mana orang-orang pergi untuk berkumpul, bercengkrama, menulis, membaca, bermain atau menghabiskan waktu baik dalam kelompok maupun secara invidu. Selain itu juga merupakan suatu tipe dari restoran yang menyediakan tempat duduk di dalam dan di luar restoran. Kebanyakan kafe tidak menyediakan makanan berat namun lebih berfokuss pada makanan seperti kue, roti, sup dan minuman.

Dapat dikatakan bahwa Cafe memiliki kekhasan dan pengaruh besar terhadap gaya hidup masyarakat di kota-kota besar. Cafe yang sebelumnya identik dengan sarana untuk minum, makan, dan berkumpul kebanyakan orang, berubah menjadi sarana untuk mewadahi aktualisasi diri dan sosialisasi masyarakat perkotaan kelas sosial tingkat atas.

Bagi masyarakat modern, singgah di Caf sudah menjadi keharusan dan kebiasaan. Hadirnya Caf menjawab kebutuhan akan sebuah ruang yang bisa digunakan untuk bertemu kawan berdiskusi atau memperbincangkan berbagai hal dengan cukup ditemani secangkir minuman favorit dalam suasana yang nyaman. Caf menjadi tempat alternatif bagi mereka yang hidup dalam budaya urban perkotaan modern.

Meski fungsinya sama dengan warung kopi, yakni tempat di mana orang-orang bisa minum (kopi) sambil bercakap-cakap, tetapi Cafe berada dalam pemaknaan budaya yang berbeda, yang karena itu pemaknaan kulturalnya berbeda dengan warung kopi dalam masyarakat tradisional.

Lokasi kafe biasanya berada di sekitar pusat perkantoran, perbelanjaan maupun ruang publik lainnya dengan didekorasi dan ditata dengan baik agar memiliki suasana yang lain sehingga akan dapat memberikan kesan tersendiri bagi setiap pengunjung yang datang, Banyak Caf yang sengaja mengundang band-band ternama untuk tampil menemani para konsumen minum kopi dan bersantai.

Ada juga yang melengkapi Caf dengan fasilitas wi-fi dan stop kontak bagi para konsumen agar dapat sekaligus mengerjakan tugas atau pekerjaannya dengan laptop atau i-pad-nya. Tak heran, jika kini, semakin menjamur tempat-tempat nongkrong kekinian. Sesuai dengan zaman yang serba mengandalkan teknologi smartphone, media sosial juga berperan membuat tempat nongkrong makin tenar.

Secara tidak langsung, lewat media sosial, banyak orang yang ikut mempromosikan tempat nongkrong, apalagi tempat tersebut memiliki suasana yang adem dan nyaman bagi pengunjungnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun