Mohon tunggu...
Etty Cakraningrat
Etty Cakraningrat Mohon Tunggu... -

Lulusan Architectural and Planning dari Mapua Institute of Technology, Manila. Yang kemudian mengabdikan dirinya sebagai Dosen selama 16 tahun disamping itu juga berkecimpung sebagai Praktisi Disain Interior. Sejalan dengan migrasinya ke Kota BUDAYA maka, aktifitasnya berkisar di Pelestarian BATIK INDONESIA dan juga sebagai "tenaga relawan" pada bidang sosial.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Sehelai Selendang Batik

5 September 2010   20:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:25 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tak terasa hampir menginjak setahun, BATIK INDONESIA mendapat pengukuhan sebagai "World Intangible Cultural Heritage of Humanity" dari UNESCO. Akan tetapi, gema ini sudah mulai memudar dan akankah gema ini diikuti oleh memudarnya peminat menjadi seorang pembatik.

Motivasi itu juga yang membangkitkan saya untuk belajar ......................... dan belajar membatik. Apapun resikonya, terkena ""malam" yang puanass sekali sudah pernah saya rasakan .....

Akan tetapi, itu tidak membuatku jera dan Alhamdullillah, kulit tanganku tidak ada bekasnya sama sekali dan sudah kembali mulus seperti semula.........  Tenan ko .................

Padahal, ketika itu hampir separuh tanganku terkena tumpahan "malam:".

Karena, dibalik itu semua ada suatu pengalaman yang sangat berkesan dan membuatku benar-benar dengan sepenuh hati untuk terjun dan "MELESTARIKAN BATIK INDONESIA".

Flashback sedikit kebelakang ....... Beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2005 kalau tidak salah ya.... ketika itu, saya menemani seorang teman melihat Pameran di Gedung JHCC, Jakarta. Secara tidak sengaja, saya berhenti di salah satu stand (ma'af agak lupa namanya) untuk sejenak melepas kepenatan karena, kelelahan mengikuti teman yang sedang berbelanja dan mencari kain-kain untuk keperluan pekerjaannya.

Kamipun, duduk di stand tersebut sambil, melihat-lihat barang jualannya. Lama sekali kami duduk lesehan di stand itu, karena keasyikan memilih dan diiringi orbrolan santai dengan si empunya barang. Setelah, hampir selesai transaksi, tiba-tiba empunya stand mengeluarkan "koleksi" batik tulisnya yang sungguh sangat indah sekali. Sayapun, sempat terpana melihat kehalusan pembuatan BATIK tersebut.

Obrol punya obrol, sang empunya koleksi tersebut bermaksud, menawarkan "koleksi"nya kepada saya. Sayapun kaget sekali .... ko secara tiba-tiba sich padahal, dia tau banget kalau saya hanya menemani teman berbelanja.

Diapun, langsung berceloteh, mengatakan bahwa dia bermaksud menjual "koleksi"nya hanya kepada orang yang benar-benar bisa ngopeni .................. (merawat dengan baik) begitu katanya.

Lho ko ke saya sich ........ ???????

Jawabnya ringan : "Soalnya, saya perhatikan bahwa Ibu memang benar-benar mencintai Batik dengan tulus dan saya percaya bahwa, Ibu dapat ngopeni .... koleksi saya ini ".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun