Mohon tunggu...
Etsa buyung sriputra
Etsa buyung sriputra Mohon Tunggu... -

mahasiswa universitas darussalam gontor

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Potensi Produk Wisata Halal Indonesia di Dunia

31 Desember 2017   09:01 Diperbarui: 31 Desember 2017   10:02 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Fenomena yang sangat menarik dalam hubungan internasional pada abad 20 ini adalah arus perjalanan manusia di seluruh dunia yang meningkat secara signifikan sebagai akibat dari meningkatnya perjalanan antarnegara untuk keperluan bisnis dan professional, pariwisata, belajar ke luar negeri, maupun perpindahan pengungsi untuk menghindari dampak ketidakstabilan pemerintahan di negeri sendiri.

Akibatnya manusia pada abad ini secara tidak langsung turut serta menjadi partisipan dalam jaringan sosial yang jumlahnya jauh lebih banyak dan kegiatannya jauh lebih luas dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Data mengenai perjalanan internasional tersebut cukup menakjubkan. Dilansir dari "New Internationalist Calender" (1990) yang ditulis oleh Louis J.D. Amor (1988), menunjukkan betapa banyak penduduk dunia yang melancong ke luar negerinya sendiri setiap tahun. Dan pada dasawarsa 1980-an jumlah tersebut terus meningkat dengan rata-rata 5-7% per tahun.

Meningkatnya arus perjalanan antar negara secara bebas untuk keperluan bisnis dan professional, pariwisata, belajar ke luar negeri dan sebagainya tentunya menjadi sebuah peluang tersendiri bagi pengembangan ekonomi negara-negara tujuan pelancong yang datang. Terlebih lagi pariwisata tercatat menduduki peringkat ketiga pada jajaran sektor ekspor dalam hal perolehan devisa setelah minyak. Tetapi berbeda dengan minyak yang sering mengalami naik turunnya harga, sementara pariwisata yang masih terus berkembang. Hal ini tentunya menjadikan setiap negara memiliki strategi tersendiri dalam menghadapi fenomena tersebut.

Salah satu strategi dalam menghadapi peluang tersebut adalah konsep wisata syariah. Saat ini konsep syariah tidak hanya menjadi panutan agama dalam beribadah saja sebagaimana yang dijalankan oleh umat muslim. Konsep syariah saat ini telah merubah menjadi tren dalam aktivitas ekonomi global, mulai dari produk makanan dan minuman, keuangan, hingga gaya hidup. Sebagai tren baru gaya hidup, maka banyak negara yang mulai memperkenalkan produk wisatanya dengan konsep halal dan islami.

Bahkan negara seperti Jepang, Australia, Thailand, Selandia Baru, dan sebagainya yang notabenebukan negara dengan mayoritas berpenduduk muslim turut membuat produk wisata syariah. Terminologi wisata syariah sebenarnya masih belum memiliki batasan yang jelas, dan masih menggunakan beberapa nama yang cukup beragam diantaranya Islamic Tourism, Halal Friendly Tourism Destination, Halal Travel, Muslim-Friendly Travel Destinations, Halal Lifestyle,dan lain-lan. Namun hal tersebut bukanlah sebuah halangan yang besar, dengan melihat jumlah wisatawan yang terus meningkat setiap tahunnya khususnya wisatawan muslim, yang tentunya akan menjadi sebuah peluang besar bagi peningkatan ekonomi sebuah negara.

Indonesia saat ini diketahui merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk muslim sebesar 207.176.162, maka sudah sepatutnya sektor pariwisata melihat hal ini sebagai sebuah potensi pasar yang cukup menjanjikan terhadap tujuan pemerintah Indonesia.

Dengan menggabungkan konsep wisata dan nilai-nilai keislaman maka sudah barang tentu pariwisata Syariah dapat menjadi jawaban atas kondisi tersebut. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia terus berusaha meningkatkan perjalanan halalnya di tanah air yang dilengkapi dengan berbagai kemudahan akses bagi wisatawan muslim seperti makanan halal, akses mudah ke tempat ibadah, dan juga menyediakan akomodasi dan pelayanan sesuai standar syariah. Bukan hanya itu, fasilitas yang mendukungnya juga telah sesuai dengan standar halal (bersetifikasi) MUI.

Pada 2015 lalu, Indonesia berhasil mendapatkan tiga penghargaan pada ajang internasional WHTA 2015 yang diadakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Tiga penghargaan tersebut antara lain, Lombok menjadi The World Best Halal Tourism Destination, Lombok menjadi The World Best Halal Honeymoon Destination dan Sofyan Hotel di Lombok berhasil meraih The World Best Family Friendly Hotel. Dengan memperoleh tiga prestasi tersebut membuat pemerintah Indonesia optimis kedepannya akan menjadi pusat destinasi wisata halal kelas dunia. Selain tiga penghargaan di atas tentunya ada berbagai peluang yang membuat pemerintah Indonesia semakin yakin akan menjadi pusat tujuan wisata halal dunia. Beberapa di antaranya adalah potensi alam, potensi seni dan tentunya jumlah mayoritas penduduk Indonesia yang beragama muslim.

Keberhasilan Indonesia dalam memenangkan beberapa penghargaan tersebut tentunya tidak terlepas dari besarnya potensi yang dimiliki dalam sektor industri pariwisata. Besarnya potensi tersebut dapat dilihat dari respon positif yang diberikan oleh para pelancong baik muslim maupun non-musim setelah menggunakan jasa dan pelayanan dalam berbagai industri pariwisata Indonesia. Beberapa jenis industri pariwisata yang telah menerapkan konsep halal adalah Sofyan Hotel di Lombok dengan penghargaan yang telah didapatkannya seperti yang telah disebutkan di atas.

Selain itu, Pemerintah dalam hal ini mempunyai peran penting dalam menggerakkan dan meningkatkan industri wisata halal di Indonesia mulai dari hotel, restoran, hingga spa halal. Kedepannya, pariwisata halal diharapkan dapat membuat Indonesia menjadi tujuan yang ramah dan nyaman bagi wisatawan muslim. Salah satu lembaga pemerintahan yang mendukung perkembangan wisata halal adalah LPPOM yang bertugas memberikan sertifikasi halal untuk produk-produk yang dihasilkan pengusaha pariwisata. Salah satu outputnya bisa dilihat pada beberapa restoran terkenal di Banda Aceh yang sudah terdaftar dalam TripAdvisor sebagai tempat ramah muslim, diantaranya: Solong Coffe, Warung Kopi Solong, La Piazza, Canai Mamak dan masih banyak lagi.

Dalam hal yang sama, pemerintah Indonesia juga selalu berusaha meningkatkan kualitas industri pariwisatanya yaitu dengan giat melakukan pelatihan SDM, capacity building, dan sosialisasi, serta belajar dari negara-negara lain yang sudah menerapkan konsep wisata syariah, seperti Malaysia yang sudah lebih dulu dikenal dengan wisata ramah muslimnya. Pemerintah juga turut melakukan sosialisasi dengan organisasi-organisasi pelaku pariwisata di Indonesia, misalnya perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang akan memastikan hotel-hotelnya halal untuk wisatawan muslim, dan Associating of the Indonesia Tours and Travel (ASITA) yang akan membuat paket-paket wisata ke tempat wisata religi dan ziarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun