Mohon tunggu...
idmand perdina
idmand perdina Mohon Tunggu... -

Duta Anti Narkoba Kab. Pekalongan Tahun 2013 | DJ Pelajar Radio Rasika 2012/2013 | Founder & Ketua Redaksi 2012/2013 Tim Redaksi SMA 1 Wiradesa | Pengurus & Koordinator Sekbid Sastra Budaya OSIS SMA 1 Wiradesa 2011/2013 | Aktivis PMR & Dewan Ambalan SMA 1 Wiradesa 2011/2013 | Ketua Kelas XI IPS 4 & XII IPS 3

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Surat Terbuka dari Seorang Remaja untuk Seluruh Bangsa Indonesia yang Sedang "Berbahagia"

2 Juli 2014   23:38 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:46 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jujur dari benak yang paling dalam saya sedang dilanda kebingungan. Saya merasa sangat bingung dengan keadaan sekarang. Masih berusia remaja, masih mencari jati diri, masih mendengar dan belajar sana sini, masih belum yakin untuk mempunyai suatu idealis yang punya kekuatan apabila diperbincangkan. Lulus SMA kemarin membuat saya lebih terbuka melihat betapa kerasnya hidup, betapa sudi untuk bertahan hidup. Belum lama ini saya pergi ke kota Jakarta untuk mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri. Berangkat dari salah satu kota paling layak huni di Indonesia menuju ke kota harapan. Dalam perjalanan, jelas Tuhan menggambarkan indahnya bumi pertiwi meskipun banyak noda. Noda yang dalam pengelihatan saya sudah berusia dan pantas disebut rahasia umum yang mendapat beribu maklum.

Setiap saat saya selalu membaca berita online. Berbagai judul website berita. Semuanya saya baca. Biasanya banyak bermunculan berita bola dan metropolitan yang memenuhi latest news di pagi hari. Tapi akhir-akhir ini yang terjadi tidak seperti itu lagi. Hawa lain terasa sangat hebat. Apa karena kompor pilpres sedang menyala? Mungkin memang itu kenyataannya. Setiap kali membaca berita yang ada sekarang ini rasa bingung itu selalu muncul kembali. Saya bingung dengan kalimat kalimat saling serang yang katanya diucapakan oleh para tokoh. Bukankah lebih baik meningkatkan kualitas diri? Karena kita tidak akan pernah menjadi sempurna.

Sebagai remaja yang ijazah SMA pun belum punya, saya masih ingat sekali apa yang diajarkan guru semasa bersekolah. Guru yang kepada murid-muridnya selalu berusaha menanamkan nilai-nilai Pancasila dan berharap semoga nilai-nilai itu terpatri dalam setiap hati yang menjadi harapan bangsa. Harapan yang sangat mulia. Harapan yang didoakan menjadi pemimpin yang baik.

Terlepas dari hak politik saya akan memilih siapa. Prabowo Subianto dan Joko Widodo adalah dua nama yang membingungkan. Masing-masing dari mereka punya kelebihan dan kekurangan. Dulu, jauh sebelum pilpres berdendang. Saya tahu Prabowo dari iklan yang sering muncul di televisi dan saya tahu Jokowi dari headline berita berita yang gemar saya baca. Saya kagum dengan mereka, sangat kagum. Berharap mereka bersatu untuk Indonesia, untuk kita semua. Saya ingin hidup di Indonesia yang "bersih" seperti negara tetangga. Saya tidak ingin jika Indonesia, tanah air kita yang menjadi tambang konspirasi dunia masih tetap seperti sekarang. Setidaknya selama umur hidup saya nanti, saya pernah merasakan hebatnya Indonesia di panggung dunia.
Lewat surat terbuka ini saya memohon kepada siapa saja agar bersikap damai, berhati dingin, tidak mendewakan capres, tidak terlalu fanatik terhadap pilpres yang tinggal satu minggu lagi, tidak menambah daftar noda. Saya rindu suasana sebelum pilpres berdendang. Saya tahu ini adalah proses. Proses yang akan menjadi cerita kelak. Apakah kita Indonesia mau punya cerita yang tidak baik?

Pekalongan, 2 Juli 2014
Idmand Perdina

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun