Ciri-ciri kecemasan fisik termasuk kegelisahan, gemetar, berkeringat, pusing, mulut kering, sulit bernafas, bernafas pendek, dan detak jantung cepat.
 Ciri-ciri Behavioral termasuk perilaku yang menghindar, melekat, dependen, dan terguncang. Ciri-ciri Kognitif mencakup kekhawatiran, perasaan ketakutan, keyakinan yang mengerikan, kewaspadaan terhadap sensasi kebutuhan, ancaman oleh orang atau peristiwa, ketakutan kehilangan kontrol, dan ketakutan ketidakmampuan mengatasi masalah.
Kecemasan ujian lisan adalah keadaan tegang secara fisik, kognitif, emosi, dan psikologis saat menjawab pertanyaan lisan dalam ujian. Nicaise mendefinisikan kecemasan ujian sebagai respon negatif individu dalam situasi pengujian. Cherry menyebut kecemasan ujian sebagai kesulitan ekstrim dan kecemasan psikologis. West & Turner menjelaskan bahwa kecemasan ujian lisan adalah ketakutan individu dalam berkomunikasi lisan pada situasi ujian, biasanya ditandai dengan perasaan tegang, gugup, atau panik.
Faktor yang mempengaruhi kecemasan ujian lisanÂ
Â
Menurut Dickson (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ujian meliputi masalah gaya hidup seperti pola hidup yang tidak efektif, kebutuhan akan informasi seperti strategi menghadapi ujian, informasi akademik, dan pengetahuan tentang teknik pengurangan kecemasan selama belajar, sebelum ujian, dan saat ujian berlangsung. Gaya belajar individu yang tidak efektif juga dapat memengaruhi kecemasan ujian, seperti tidak memiliki kontrol dalam ujian, berfikir negatif tentang diri sendiri, dan memiliki keyakinan irasional.
Gaya belajar yang efektif dan efisien melibatkan pemahaman, mencatat, dan konsistensi dalam membaca materi. Sementara itu, faktor psikologis seperti kecemasan ujian dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif. Beck (2011) menekankan pentingnya restrukturisasi kognitif dalam merubah sistem kepercayaan dan perilaku positif. Intervensi cognitive behavioral therapy sangat efektif dalam mengurangi kecemasan dalam ujian lisan.
Â
Prosedur pelaksanaan konseling kognitif perilaku
Prosedur penerapan praktik konseling individu kognitif behavior terapi untuk mengurangi kecemasan pada mahasiswa terdiri dari pertemuan 1 yang berfokus pada membangun rapport, penilaian, dan eksplorasi. Pertemuan ini bertujuan untuk membangun hubungan yang baik antara terapis dan klien, memperkenalkan informed consent kepada klien, dan berlangsung selama 20 menit dengan metode ceramah, pengisian lembar informed consent, dan tanya jawab mengenai materi kuliah. Terapis membuka pertemuan dengan salam dan memperkenalkan diri, sambil meminta klien untuk memperkenalkan diri juga.
Contohnya :Â