Mohon tunggu...
Etik Fadhilah
Etik Fadhilah Mohon Tunggu... Guru - Ikhlas Beramal

Apa yang kita lakukan tidak semuanya diketahui manusia, tapi tidak ada yang luput dari pengamatan Allah SWT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengharap Tetes Embun Pagi

28 Juni 2020   02:37 Diperbarui: 28 Juni 2020   02:44 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Aku masih disini
Bersamamu, setia menemani
Seberapa lama aku menanti
Tak akan menyurutkan niatan hati
Duduk, dan nikmati
Hidup memang harus saling berganti"

Kau nyatakan semua
Saat hasratku mulai membara
Menggebu ingin menggapai cinta
Yang bergemuruh mendera didada

Secepat itukah kamu harus pergi
Padahal rembulan malam tadi
Masih berseri-seri
Menanti datangnya pagi

Serangga malam masih bernyanyi
Dedaunan pun masih menari-nari
Menyambut semilir angin sepoi
Agar hati tetap tentram dan damai

Apa kau tak mengerti
Bahwa kegersangan bumi ini
Masih mengharapkan mentari
Masih mengharap tetesan embun pagi

Bolehkan aku dapatkan embun itu
Meski hanya mendengar suaramu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun