Mohon tunggu...
Etik Fadhilah
Etik Fadhilah Mohon Tunggu... Guru - Ikhlas Beramal

Apa yang kita lakukan tidak semuanya diketahui manusia, tapi tidak ada yang luput dari pengamatan Allah SWT.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Inspirasi Mimpi dari FW Woolworth

27 Juni 2020   21:22 Diperbarui: 27 Juni 2020   21:29 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


"Dreams never hurt anybody if he keeps working right behind the dream to make as much of it come real as he can."
(Mimpi tidak pernah menyakiti siapa pun jika dia terus bekerja tepat di belakang mimpinya untuk mewujudkannya semaksimal mungkin).

Seperti halnya kalimat tersebut, sebagai seorang penulis haruslah mempunyai mimpi (impian). Sesuatu akan terwujud dari beberapa mimpi yang bahkan tidak terduga. 

Sebagian besar orang menyakini bahwa mimpi-mimpi mereka akan terwujud dengan usaha yang sesuai dan modal yang memadai. Namun, sebagiannya menganggap bahwa mimpi hanyalah bunga tidur yang tidak ada kaitannya dengan masa depan atau cita-cita.

Menulis tentang fiksi sama halnya dengan menulis sesuatu yang khayal. Mimpi pun sama. Khayalan-khayalan yang terangkai indah tersebut akan mewujudkan sebuah mimpian di masa depan yang lebih baik dan terperinci. Membawa seorang penulis dan pembaca pada harapan yang bisa saja terwujud secara nyata pada kehidupannya, jika didukung dengan skill serta usaha.

Seorang pengusaha juga berawal dari mimpi. Bercita-cita menjadikan usahanya sukses mestilah dengan usaha yang dilakukan secara baik, benar dan tanpa menyerah dengan motivasi sebuah mimpi. Berjalan dengan arah yang pasti tanpa mengabaikan untung dan rugi yang ada.

Penulis dapat menorehkan karyanya dengan keinginan atau mimpi agar karyanya dapat dibaca oleh semua orang. Meskipun tidak sedikit coretan yang terbuang, peluh yang menetes setiap harinya, waktu yang berjalan beriring mendampingi dan biaya yang lebih dari cukup untuk memuat karya tulisannya di media cetak atau membukukannya.

Tidak lagi memikirkan tinta pena yang habis, tetapi memikirkan battery yang low. Mata yang harus terpincing setiap malam dan segelas susu yang menemani. Tidak ketinggalan beberapa camilan untuk sekadar mengutuhkan kekuatan mata yang harus tetap terjaga.

Mimpi, yah.
Mimpi itulah yang akan mengukir sebuah karya penuh makna dengan segala rasa dan asa yang ada. Mulai menitik, membentuk garis dan kata hingga kalimat penuh separagraf dua bahkan berlembar-lembar membentuk halaman yang penuh akan nilai-nilai kemanusiaan yang menjiwai setiap pembaca sampai pada satu buku cerita.

Tetaplah bermimpi!
Jadilah penulis yang penuh energi dari mimpi-mimpi pengubah dunia baca, agar terpenuhi kehausan para pembaca akan arti setiap tulisan yang ada.

(Tim Penulis FAM)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun