suara angin malam yang terasa dingin
Mengedarkan pandang, tak ada tanda-tanda manusia lain, hanya diriku
Semua gelap, kecuali bulan sabit yang menggantung di atas langit
Bulan, jawablah aku, "Di mana kah diriku berada kini?"
Angin hanya berembus lebih kencang, tak membawa jawaban
Kubuka mata lebih lebar, tetapi sama saja dengan menutup mata
Gelap ini, lama-lama membuatku sengsara
Tuhan...
Melangkah ke depan, ke belakang, kanan, kiri hanya dipenuhi ketakutan
Bahkan diam berdiri ataupun duduk, hanya dipenuhi bayang-bayang kesalahan
Rasanya seluruh harapan telah musnah, aku tidak tahu ke mana perginya jalan keluar
Aku butuh rambu-rambu itu…
Tubuhku mulai kedinginan, cahaya tak kunjung datang
Aku rindu kehangatan kamarku, kehangatan dari hal-hal kecil itu
Aku menunduk, nyaris kehilangan kesadaran saat tiba-tiba dari arah utara semuanya menjadi terang dan jelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H