Mohon tunggu...
Etika Fatana
Etika Fatana Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate

Senang membaca, menulis, dan menonton sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Berada di Kegelapan

9 November 2024   18:10 Diperbarui: 9 November 2024   19:01 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bulan sabit (Pexels.com/Aliaksei Semirski).

Sekitar sini gelap, nyaris sunyi selain suara angin malam yang terasa dingin
Mengedarkan pandang, tak ada tanda-tanda manusia lain, hanya diriku
Semua gelap, kecuali bulan sabit yang menggantung di atas langit
Bulan, jawablah aku, "Di mana kah diriku berada kini?"
Angin hanya berembus lebih kencang, tak membawa jawaban
Kubuka mata lebih lebar, tetapi sama saja dengan menutup mata
Gelap ini, lama-lama membuatku sengsara
Tuhan...

Melangkah ke depan, ke belakang, kanan, kiri hanya dipenuhi ketakutan
Bahkan diam berdiri ataupun duduk, hanya dipenuhi bayang-bayang kesalahan
Rasanya seluruh harapan telah musnah, aku tidak tahu ke mana perginya jalan keluar
Aku butuh rambu-rambu itu…

Tubuhku mulai kedinginan, cahaya tak kunjung datang
Aku rindu kehangatan kamarku, kehangatan dari hal-hal kecil itu
Aku menunduk, nyaris kehilangan kesadaran saat tiba-tiba dari arah utara semuanya menjadi terang dan jelas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun