Mohon tunggu...
Etika Dwi Pangesti
Etika Dwi Pangesti Mohon Tunggu... -

Kupersembahkan hasil untuk orang tuaku \r\nKupersembahnkan ilmu untuk masa depan & anak didikku kelak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa yang Harus Dilakukan Agar Anak Berfikir Kritis, Kreatif dan Mampu Menyelesaikan Masalah?

25 November 2011   01:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:14 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Di era modern seperti sekarang ini, guru dituntut untuk menjadikan siswa berfikir kritis, kreatif, dan bisa memecahkan masalah. Karena tuntutan dari globalisasi inilah siswa harus berfikir kritis, kreatif dan bisa memecahkan masalah untuk dapat bersaing, karena persaingan di era globalisasi seperti sekarang ini sangat ketat. Jika siswa tidak mampu berfikir kritis, kreatif dan mampu menyelesaikan masalah, maka siswa akan tertinggal jauh dan pikirannya tidak berkembang. Maka sangat diperlukan pembelajaran yang menjadikan anak berfikir kritis, kreatif dan mampu menyelesaikan masalah.

Kritis berarti berfikir untuk membangun atau meluruskan suatu masalah. Dalam pembelajaran kritis guru harus bekerja dengan berdasarkan pengalaman siswa dalam proses pembelajaran. Guru tidak boleh menuruti segala kemauan siswa sehingga proses pembelajaran dapat terjalin hubungan antara guru dan siswa sehingga guru tetap mempunyai peran besar untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Disini, siswa diharapkan mampu mengkritik suatu kesalahan menggunakan alasan yang tepat. Misalnya siswa diberi suatu cerita dan siswa disuruh menanggapi atau mengkritik apakah perbuatan yang dilakukan dalam cerita itu benar atau tidak dan apa alasannya. Siswa juga diharapkan mampu mengkritik gurunya.

Setelah anak mampu berfikir kritis, selanjutnya anak dituntut untuk berfikir kreatif. Kreatif berarti mampu melahirkan hal yang baru dan lebih menarik. Untuk memicu anak menjadi kreatif, kita hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya serta memberikan stimulus pada anak sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya sehingga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri.

Yang selanjutnya yaitu anak mampu menyelesaikan masalah (problem solver). Pemecahan masalah (problem solving) adalah suatu cara menyajikan pelajaran dengan mendorong siswa untuk mencari dan memecahkan suatu masalah atau persoalan dalam rangka pencapaian tujuan. Prinsip dasar metode ini adalah perlunya aktifitas dalam mempelajari sesuatu. Aktifitas siswa akan timbul jika guru menjelaskan manfaat bahan pelajaran bagi siswa dan masyarakat. Metode problem solving merupakan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik masalah pribadi maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.

Kalau berbicara masalah kreatifitas, pemecahan masalah dan berfikir kritis ada hubungannya dengan Teoti Hemisphere. Teori hemisphere adalah teori yang menjelaskan tentang belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Teori belahan otak kanan adalah belahan otak yang berfungsi dalam hal berkreativitas sedangkan belahan otak kiri berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian dan matematika.Karena kedua belahan otak penting, maka orang memanfaatkan kedua belahan otak ini secara simbang. Salah satu cara untuk menyeimbangkan cara kerja belahan otak kanan dan belahan otak kiri yaitu kita dapat menggunakan musik dalam melakukan aktifitas berpikir, serta berolahraga secara teratur. Karena dengan bermain musik dan berolahraga secara teratur dapat merangsang perkembangan otak.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa berfikir kritis, kreatif, menjadi problem solver dan mengembangkan kretifitas serta intelektual semuanya berkaitan dengan Teori Hemisphere karena semua itu berawal dari otak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun