Mohon tunggu...
etica
etica Mohon Tunggu... Lainnya - author, supermom

Hanya seorang ibu rumah tangga dengan lima anak, yang menyukai dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pembiasaan Pada Anak

9 Januari 2025   22:28 Diperbarui: 9 Januari 2025   22:28 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sedikit berbagi nih kompasianer, tentang pembiasaan yang dibentuk pada anak sejak dini. 

Berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang telah melahirkan, mendidik dan membesarkan kelima anak dengan jarak usia kisaran 2-3 tahun. Sebagai orang tua yang menjunjung tinggi kejujuran, penting kiranya menerapkan keterbukaan pada anak-anak selama itu mendukung untuk pemahaman dan perkembangan pribadinya.

Salah satu contohnya, pada saat orang tua hendak pergi karena suatu urusan atau pekerjaan. Fenomena pada masyarakat kita, anak-anak --terutama balita, cenderung ingin selalu ikut dan sulit untuk ditinggalkan saat itu juga. Biasanya harus ada cara mengalihkan perhatian atau sembunyi-sembunyi, demi bisa melenggang sendiri tanpa diikuti anak. Namun, kebiasaan ini justru membuat anak merasa dibohongi, dan membuatnya semakin sulit untuk mandiri. Ia mungkin akan menangis hingga meraung-raung, jika tahu orang tuanya telah pergi/ keluar tanpa dirinya. Dan jika itu terus berlanjut, mereka seolah semakin susah untuk mandiri, karena selalu ingin bersama orang tua mereka.

Di sini orang tua punya peranan untuk memperbaiki mental anak, agar tak merasa ditinggalkan tanpa alasan yang jelas. Pada anak-anak yang sejak dini dibiasakan untuk pamit secara baik-baik, menyampaikan alasan secara lugas dan sederhana sehingga anak mengerti tujuan orang tuanya keluar rumah. Maka alasan yang bisa diterima anak, membuatnya rela dan mau menunggu sampai orang tuanya datang lagi. Pembiasaan salim (berjabat tangan) untuk berpamitan juga sangat baik diterapkan sejak dini. 

Balita sekalipun yang terbiasa seperti itu akan lebih mudah mandiri. Penulis sudah membuktikan, pada anak usia kurang dari tiga tahun ia sudah terbiasa ditinggal beberapa jam untuk keluar rumah tanpa perlu drama saat perpisahan/ pamit. Ada jabat tangan, juga lambaian saat melepas orang tuanya berangkat secara sadar, tanpa paksaan. Ia pun kembali asyik dengan mainannya atau teman mainnya kembali.

Pembiasaan ini tentu berlaku pula untuk hal-hal lain yang mengutamakan kejujuran dan keterbukaan sesama anggota keluarga. Jika ada keluhan, kekurangan, harapan, penting kiranya disampaikan dengan baik kepada mereka, meski mungkin belum mampu menangkap makna sepenuhnya. Di samping menambah kosa kata, mengajarkan bagaimana cara bersikap, juga menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin muncul karena ketidakjelasan sejak awal.

Jadi, biasakan diri Anda untuk jujur, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dan jangan lupa beri penjelasan dengan bahasa yang bisa diterima anak-anak, agar mereka belajar memahami apa yang dilakukan orang dewasa ketika tidak bisa membawa serta anak mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun