Awali tahun ini dengan semangat baru. Semangat untuk memperbaiki diri, melengkapi kekurangan, menuntaskan pekerjaan yang tertunda. Akhir tahun kemarin hidup rasanya tak berpola, cenderung asal apa yang dipegang ya itu yang dikerjakan. Namun, kini hendak kutata agar lebih teratur. Kubuat tabel agar lebih mudah untuk memantaunya.
Sebagai ibu rumah tangga dengan segudang kesibukan yang tiada habisnya, banyak hal yang harus dipenuhi. Dengan berbagai kerempongan mengurus bayi, balita, dan anak-anak mesti menulis dan mendampingi belajar juga mengaji. Tentu disesuaikan dengan tingkatan dan kemampuan masing-masing.
Soal perkembangan fisik yang sempat tak terpantau dan terurus, kini mesti dicermati lebih intens. Ya setidaknya satu atau dua pekan sekali dipantau. Terutama untuk melihat adakah pertumbuhan yang terhambat, atau selama ini hanya kurang terurus saja, sehingga lambat dalam perkembangannya?
Di samping tujuan peningkatan secara fisik/ jasmani, juga peningkatan secara ruhani. Sudah cukup lama rasanya diri ini tak menikmati indahnya munajat, yang khusyuk. Sulitnya beribadah tepat waktu dengan alasan yang sama. Juga kondisi yang tak mudah untuk sekadar menjaga wudhu karena terlalu sering buang angin.
Mungkin hal itu yang menyebabkan tak bisa lagi berlama-lama bersujud, karena keburu batal. Seringkali pula mesti mengulang wudhu juga shalat, karena sebentar-sebentar tak tahan lagi untuk tidak buang angin. Entah apa yang salah, makanan atau ada faktor lain yang menyebabkan tubuhku mudah sekali menghasilkan gas? Aku belum pernah memeriksakannya ke dokter secara khusus.
Yang penting, ikhtiar untuk tidak meninggalkan shalat. Juga mengajarkan anak-anak untuk menjaga shalat mereka, dan membaca Al Quran rutin setiap hari. Karena itu adalah pembiasaan yang baik untuk mereka, kini dan nanti. Semoga apa yang aku upayakan untuk keluargaku, anak-anakku kelak akan menjadi pahala jariyah saat tak ada lagi di dunia.
Apapun yang menjadi harapan dan langkahku di tahun 2025 ini, semoga Engkau bukakan pintu kemudahan, Ya Allah. Bimbinglah aku, bagaimana seharusnya menjadi orang tua yang baik dan benar. Agar bisa mempertanggungjawabkan di hadapanMu nanti. Juga mewariskan generasi rabbani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H